JAYAPURA,FP.COM – Sabtu 28 Oktober 2023, pukul 07.00 Wit, bertepatan dengan peringatan 95 Tahun Hari Sumpah Pemuda, ratusan anak muda dari berbagai komunitas di kota dan Kabupaten Jayapura Provinsi Papua akan melakukan aksi gerebek sampah. Kegiatan ini merupakan bagian dari aksi serentak secara nasional melalui gerakan Anak Muda Jaga Iklim (AMJI) yang diikuti 40.000 anak muda se- Indonesia pada 350 lokasi di Indonesia.
Khusus di Jayapura, kegiatan kolaborasi gerebek sampah ini akan dilakukan serentak pada 11 lokasi, yaitu di Jembatan MRP Kelurahan Wahno, Pasar Cigombong Kotaraja, Aspol Kotabaru, depan SPBU Tanah Hitam Abepura, Pantai Abisai Teluk Youtefa, Venue Dayung Holtekamp, Pulau Metu Debi, PKBM Anak Hebat KM 9 Holtekamp, Kampung Kayu Batu, Kali Anafre Overtom dan Pasar lama Sentani.
Penanggung jawab aksi AMJI Gerebek Sampah Kota dan Kabupaten Jayapura, Simon Baru mengajak semua warga untuk berbaur dalam aksi bersama ini. Karena kegiatan ini penting untuk semua orang dan penting untuk bumi sebagai tempat kita hidup bersama.
AMJI 2023 ini mengusung tema “Aksi Kolaboratif Kerelawanan Kaum Muda untuk Antisipasi Krisis Iklim”. AMJI merupakan gerakan yang diinisiasi komunitas Penjaga Laut, EcoDefender, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Yayasan Indorelawan, Jejakin, Trilogi Ocean Restoration dan Yayasan EcoNusa, sejak 2021.
Yolanda Parede, Koordinator Nasional Penjaga Laut mengatakan, AMJI lahir karena keresahan pada kondisi iklim yang tidak menentu. Dia mencontohkan, masalah yang paling mudah diamati adalah polusi di Jakarta, juga ancaman terhadap ekosistem laut yang bisa membuat harga pangan meningkat.
Pada Sabtu, 28 Oktober 2023, aksi ini akan memasuki tahun penyelenggaraan ketiga. Sebelumnya, pada 2021-2022, AMJI melibatkan sebanyak 29.632 orang muda dari 87 kolaborator di 421 titik. Dalam kurun itu, mereka telah menanam 46.427 bibit pohon dan mangrove, mengumpulkan 37.239 kg sampah, adopsi dan transplantasi 1.426 koral serta melepaskan 200 ekor tukik.
“AMJI kali ke-3 ini akan dilakukan serentak di lebih dari 350 titik di Indonesia. Bersama lebih dari 50 kolaborator, aksi-aksi yang dilakukan harapannya bisa berkontribusi mengurangi dampak krisis iklim yang terjadi, terutama di tengah fenomena El Nino saat ini,” ungkapnya dalam media briefing di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Menurut Yolanda, gerakan AMJI akan terus berlanjut hingga cita-cita mereka tercapai, yaitu memastikan kehidupan yang layak, aman, dan terlepas dari bencana lingkungan akibat krisis iklim. “Kami harap, ini bisa jadi sarana edukasi anak muda. Bagi yang belum tersentuh isu krisis iklim, kita bisa belajar bersama dari AMJI 2023 ini.”
Nina Nuraisyah, Direktur Komunikasi dan Mobilisasi Anak Muda Yayasan Econusa menambahkan, gerakan AMJI penting dilakukan di seluruh Indonesia. Sebab, dia menilai, kerusakan ekosistem di suatu wilayah akan berdampak bagi kehidupan warga di tempat lain.
Karenanya, sejak tahun ini, Econusa dan Pramuka disebutnya telah berkolaborasi melahirkan mangrove badge untuk mengenalkan mangrove Indonesia ke seluruh dunia. “Harapannya, mangrove badge ini, dapat mendorong kelestarian mangrove, sehingga target emisi nol bersih bisa tercapai, kualitas udara membaik, dan menjawab masalah krisis iklim yang kita hadapi bersama,” kata Nina.
Dia menilai, keterlibatan generasi muda dalam aksi-aksi perbaikan iklim sebagai keharusan. Sebab, tanpa perubahan ke arah yang lebih baik, dampak krisis iklim akan dirasakan oleh generasi muda yang hidup di masa mendatang.
AMJI 2023 mendapat dukungan dari sejumlah organisasi dan komunitas, yang dilakukan dengan beragam cara. Di antaranya kampanye melalui platform digital, penghitungan dampak lingkungan, hingga aksi langsung di sejumlah lokasi. (*)