BPS Sebut Pandemi Corona Pengaruhi Capaian PDRB Papua Triwulan II

Kepala Bidang Neraca Wilayah Statistik BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana (kanan) saat menjelaskan kondisi perekonomian Papua.

JAYAPURA, FP.COM – Kepala Bidang Neraca Wilayah Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua, Eko Mardiana menyebutkan bahwa pandemi virus corona diseases atau Covid-19 mulai terjadi pada pertengahan Maret lalu, dampak yang ditimbulkan belum begitu terasa pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I tahun 2020.

“Tetapi akan berdampak pada capaian PDRB triwulan II tahun 2020 lantaran sektor strategis di Papua menjadi rentan terkena dampak yang ditimbulkan,” kata Eko, Sabtu (20/6/2020).

Read More
iklan

Eko menjelaskan bahwa di sektor pertanian, rentan terjadi kenaikan harga dan biaya konsumsi dalam upaya menjaga ketahanan pangan, terjadi gangguan distribusi pangan.

Sementara, sektor pertambangan dan penggalian, lanjut Eko, rentan terjadi penurunan produksi, penurunan penjualan atau ekspor. PT Freeport Indonesia dalam rilis awal pada 23 Maret lalu menyampaikan bahwa pandemic Covid-19 berdampak pada ketidakpastian ekonomi global.

“Sehingga melakukan langkah penangguhan deviden tunai, pengurangan semua elemen biaya dan belanja modal, merevisi semua rencana operasi penambangan, harga komoditas tembaga tidak bisa dikendalikan dan anjlok dalam beberapa minggu terakhir,” terang Eko.

Dia melanjutkan bahwa perusahaan tersebut fokus pada keselamatan karyawan dan berupaya bertahan selama masa ekonomi yang tidak menentu.

Pada sektor industri, rentan terjadi penurunan produksi, penurunan permintaan rentan terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK).

Lebih lanjut Eko mengatakan, pada sektor konstruksi, rentan tersendatnya bahan baku yang berasal dari impor, serta adanya isolasi pekerja sektor hulu agar tidak terjangkit wabah.

“Sektor perdagangan, rentan terjadi penurunan permintaan, berkurangnya daya beli, rentannya sektor ritel informal dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), keterjangkauan harga di pasaran, dan ancaman PHK,” kata Eko.

“Sementara, sektor transportasi, penyediaan akomodasi dan makan minum,  rentan terkena efek lantaran pembatasan akses keluar masuk orang sejak penutupan bandara, pelabuhan laut dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, aktivitas warga hanya sampai pukul 14.00 WIT, menyebabkan banyak penyedia akomodasi dan makanan minuman tutup atau buka dengan waktu yang dibatasi,” jelasnya.

Pada sektor pariwisata, kata Eko, rentan terjadi pengurangan kunjungan, lantaran terjadi penurunan jasa akomodasi yang menyebabkan turunnya tingkat hunian kamar, omzet hotel serta restoran transportasi dan jasa pendukung.

Eko menyebutkan bahwa perekonomian Papua yang tergambar dalam indikator PDRB, pada triwulan I tahun 2020 tumbuh 1,46 persen, sementara jika tanpa tambang tumbuh 3,03 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan I tahun 2019 yang tumbuh 6,28 persen. (FPKontr1)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *