MANOKWARI,FP.COM – Empat lembaga internasional dari tiga negara,yakni UK Climate Change Unit (UKCCU) dan Green Economy Growth (GEG) dari Inggris, United State Agency for International Development (USAID) dari Amerika Serikat dan Rabo Foundation dari Belanda, didampingi Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pemerintah Provinsi Papua Barat serta Yayasan Tekad melakukan kunjungan ke Ransiki,Manokwari Selatan, Rabu(2/2/2022).
Kunjungan itu untuk melihat dari dekat potensi perkembangan komoditas unggulan kakao, kelembagaan Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) yang akan didorong menjadi inkubator bisnis di daerah, melakukan koordinasi dan fasilitasi dalam melakukan implementasi kolaborasi antara Program GEG-PEP dan TEKAD di Wilayah Papua Barat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), dr. Hengky Tewu menyambut kunjungan itu, dan memperkenalkan sekilas tentang Kabupaten Mansel dan juga history peralihan aset eks PT. Cokran, hingga terbentuknya Koperasi Ebier Suth.
Hengky menguraikan, bahwa Pemerintah Kabupaten Mansel akan membentuk kelembagaan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) untuk mendukung Koperasi (Ebier Suth) dalam pengembangan komoditas kakao secara profesional. Pemerintah Kabupaten Mansel dan Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Balitbangda Provinsi Papua Barat dan Mitra Pembangunan juga akan memberikan dukungan terhadap pengembangan kakao di Kabupaten Mansel melalui dukungan pembangunan Gedung Inovasi Kakao yang ke depannya akan menjadi kawasan terpadu untuk riset dan inovasi peningkatan produksi biji kakao dan produk olahan kakao.
Direktur Penyerasian Pembangunan Daerah Khusus, Dr. Dwi Rudi Hartoyo, MS dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal yang menjadi atensi pimpinan antara lain program kerja sama Kemendes PDTT dengan GEG-PP akan berakhir pada Bulan September 2022, namun keberlangsungan dari program GEG ini tetap dilanjutkan oleh program TEKAD Kemendes.
Demikian juga untuk Program Economi Hijau selanjutnya akan didukung oleh Pemerintah Kerajaan Inggris melalui kerja sama UKCCU-USAID dan Rabo Foundation (Belanda). Kemendes PDTT melalui TEKAD akan bersinergi mendukung pemerintah daerah terutama untuk kepada para Petani pada beberapa kampung di Kabupaten Mansel untuk mengembangkan komoditas kakao yang nantinya akan mendukung Koperasi Ebier Suth.
Dari Kemendes PDTT melalui Pemerintah Daerah selanjutnya ada keinginan mendirikan Pusat Kakao di Mansel, nantinya ke depan juga akan ada pendirian sekolah kakao dan kopi seperti di Jember yang nanti menampung dan sekaligus menyiapkan bibit kakao supaya tidak kehilangan ciri khas dari Ransiki.
“Perlu studi bagaimana bibit yang baru ini bisa sama rasanya dengan pendahulunya. Sekaligus kita memikirkan bagaimana kita meningkatkan produksi kakao yang sdh ada. Pemerintah tolong perankan TEKAD dengan P3MD meskipun programnya sudah selesai namun keberlanjutannya dilanjutkan oleh teman-teman TEKAD untuk melakukan pendampingan kepada petani yang ada di kampung-kampung,”ujarnya.
UKCUU, melalui Mr. Daniel Jones, Head of Sustainable Landscape Foreign, Commonwealth and Development menyampaikan bahwa kemitraan ini merupakan kemitraan spesial antara kemitraan Kemendes dengan Pemerintah Inggris. Kunjungannya ke Ransiki adalah untuk belajar dan melihat perkembangan yang ada di coklat Ransiki. Selain memastikan kelancaran produksi, ia juga ingin mengetahui bagaimana dengan dukungan yang selama ini diberikan oleh kemitraannya melalui ekonomi hijau dan rencana ke depan terkait kelembagaan ini.
Selanjutnya, USAID Indonesia yang diwakilkan oleh Amin Budiarjo, Terrestrial Biodiversity Sector Lead,Environment Office menyampaikan ada dua tujuan bersama Pemerintah Amerika dan Pemerintah Indonesia yaitu bagaimana meningkatkan manajemen hutan supaya tidak ada lagi deforetasi, tidak ada lagi penebangan hutan, tetapi memanfaatkan area-area untuk menanam pohon-pohon keras, pohon kayu yang produktif seperti kopi dan pala. Juga terkait manajemen lahan, bagaimana lahan yang ada tidak hanya nganggur, namun bisa berproduksi dan pada saat yang bersamaan juga bisa mengeluarkan prinsip-prinsip hijau. “Intinya kami juga ingin belajar dan melihat apa yang sudah ada disini,” tandasnya.
Rabo Foundation yang diwakilkan oleh ibu Retno Dwi Jayanti mengatakan tujuan berkunjung ke Ransiki untuk melihat potensi yang ada dan membangun kolaborasi lebih jauh terkait perbaikan lahan tanaman coklat, juga terkait penguatan dari kelembagaan koperasi itu sendiri dan perbaikan sisi produksinya. “Kami juga butuh diskusi panjang bagaimana kita bisa lebih maju untuk rencana kegiatan ini. Kami ingin belajar lebih lanjut dan melihat keadaan dilapangan,” tuturnya.
Selanjutnya, Mr. Simon Field, Team Leader GEG, yang baru menjabat di program GEG satu bulan lalu, mengatakan dirinya sudah pelajari beberapa perkembangan, dan masih mau belajar bersama dan mencari informasi bagaimana GEG bisa bekerja sama dengan koperasi sampai akhir September 2022.
Sebelum berbalik ke Manokwari, rombongan juga berkunjung ke Kampung Nuhuwey, Distrik Ransiki, untuk melihat progress program GEG yang telah dilakukan. Juga menyempatkan untuk berdialog langsung dengan petani yang menjadi binaan Program GEG di kebun kakao.
Rombongan juga berkunjung ke lokasi pembangunan gedung inovasi kakao di Warnapi yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat melalui Balitbangda Provinsi Papua Barat.
Haerul Arifin, S.Hut., M.Si. selaku Kepala Bidang Ekonomi dan Pembangunan, mengatakan bahwa pembangunan gedung inovasi ini merupakan tahap awal dari rencana pengembangan yang lebih besar mencakup juga pembangunan fasilitas Science Techno Park (STP), lahan untuk plot pengamatan terkait riset dan inovasi peningkatan produksi dan pengembangan produk olahan kakao serta fasilitas publik pendukung lainnya yang nantinya akan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balitbangda Provinsi Papua Barat. (lin_balitbangdapb)