Festival Asmat Pokman: Ajang Promosi Ekonomi Kreatif Asmat

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat meninjau pameran kriya masyarakat Asmat. (Credit Photo: Kemenparekraf RI)

ASMAT,FP.COM – Selain sebagai ajang pelestarian budaya, Festival Asmat Pokman juga menjadi wadah bagi masyarakat Asmat untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi potensi ekonomi kreatif yang dimiliki oleh masyarakat Asmat, seperti kerajinan tangan dan kuliner khas.

“Saya yakin Festival Asmat Pokman dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif di Papua Selatan. Dengan terus dikembangkan, event ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Asmat,” ujar Sandiaga (8/10).

Read More

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada penyelenggaraan Festival Asmat Pokman ke-37. Menurutnya, event ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Papua Selatan. “Dengan masuknya Festival Asmat Pokman ke dalam Kharisma Event Nusantara 2024, kita telah membuka jendela dunia untuk mengagumi keindahan seni dan budaya Asmat. Ini adalah langkah maju dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Papua Selatan,” ujar Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga Uno diolesi sagu yang menandai penerimaan dan pengakuan menjadi bagian dari masyarakat Suku Asmat saat tiba di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Selasa (8/10/2024).

Sambutan hangat masyarakat Asmat dengan tradisi pengolesan sagu menandai kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno. Kehadirannya semakin memeriahkan Festival Asmat Pokman yang kaya akan seni ukir dan budaya unik. Wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa, turut antusias menyaksikan demonstrasi mengukir, manuver perahu, dan workshop pangkur sagu. Uniknya, hasil karya para pengrajin langsung dilelang, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Festival Asmat Pokman tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga lingkungan. Atraksi manuver perahu yang spektakuler, dipadukan dengan trip bakau untuk menjaga ekosistem mangrove, menunjukkan komitmen masyarakat Asmat dalam menjaga warisan budaya dan alam. Kolaborasi antara Keuskupan Agats dan Pemerintah Kabupaten Asmat selama lebih dari 40 tahun telah membuktikan keberhasilan upaya pelestarian ini. (AiWr)

Related posts