JAYAPURA, FP.COM – Gabungan lintas umat beragama di Papua didukung Full Gospel Bussiness Men’s Fellowship International telah melaksanakan Halal Bi Halal yang dihadiri ratusan tamu undangan dengan tema, “Mengukuhkan harmonisasi umat untuk mewujudkan Papua tetap damai”, dan subtema merajut keberagaman dan moderasi beragama di Papua dalam bingkai NKRI berlangsung di Kota Jayapura, Sabtu (19/6/2021).
Gabungan lintas umat beragama yakni, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua, Persatuan Gereja – Gereja Papua (PGGP), Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Papua.
Ketua Panitia Halal Bi Halal gabungan lintas umat beragama, Nikolaus Kondomo mengatakan, kegiatan tersebut sebagai komitmen bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan kebersamaan, rasa memiliki sebagai sesama anak bangsa untuk terus mempererat kesatuan dan persatuan sesuai dengan cita – cita bangsa.
“Halal Bi Halal adalah wadah yang dibuat untuk mengefektifkan tali silaturahim satu sama lain dengan waktu yang singkat, padat dan dapat menjangkau banyak kalangan,” kata Nikolaus.
Nikolaus mengatakan, ide Halal Bi Halal lintas umat beragama datang dari pihak lain yang dikolaborasikan bersama melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menunjukkan kepada daerah lain bahwa Papua adalah salah satu contoh praktek kebersamaan masyarakat dalam keberagaman dengan tetap mengedepankan sikap, pengertian, toleransi yang sangat tinggi.
“Diharapkan kegiatan tersebut menjadi media dalam merawat harmoni keberagaman, baik suku, ras, agama, merajut persatuan dan kesatuan, mengedepankan nilai – nilai moderasi beragama agar semua umat menjadikan agama sebagai inspirasi dalam kontribusi kemajuan negara dan bangsa Indonesia, terkhusus di Papua,” kata Nikolaus.
Ketua MUI Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage dalam hikmah halal bi halal menyampaikan, perbedaan itu adalah khazanah yang wajib dipelihara, perjuangkan sampai kapanpun dimasa akan datang.
Ketika kita berbicara tentang menguatkan harmonisasi umat, bagaimana membangun moderasi beragama di Papua, dan umumnya di Indonesia. Ada satu prinsip yang tidak bisa kita hindari yaitu perbedaan,” ucap Syaiful.
“Bagaimana seluruh umat beragama, lapisan masyarakat harus betul – betul menyadari bahwa perbedaan adalah keniscayaan. Perbedaan adalah sesuatu yang pasti, tidak mungkin kita semua sama, karena perbedaan ini anugerah yang diberikan Allah SWT,” lanjut Syaiful.
Gubernur Papua melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Provinsi Papua, Elsye Penina Rumbekwan mengapresiasi kegiatan yang dinilai monumental ini yang dapat meningkatkan kualitas kebersaamaan lintas umat beragama.
Dia berharap, momen silaturahim tersebut tetap langgeng dan terus berkembang di Tanah Papua.
Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai upaya dalam mewujudkan hubungan vertikal maupun horizontal, yakni telah melaksanakan puasa sebulan penuh dan melaksanakan halal bi halal setelah berpuasa. (FPKontr1)