JAYAPURA, FP.COM – Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) dinilai lambam memperbaiki jembatan rusak hingga mengakibatkan dua warga yang hendak menyeberang di Sungai Baliem hanyut dan meninggal dunia pada 15 Mei 2020 lalu.
Ketua DPRD Kabupaten Lanny Jaya, Tanus Kogoya S. Pd, mengatakan, mengawali tugasnya setelah dilantik sebagai Ketua DPRD terpilih, ia melakukan kunjungan ke masyarakat di 8 Distrik yaitu, Distrik Balingga, Kuyawage, Balingga Barat, Buruwa, Ayumnati, Wanobarat, Mokoni dan Goa Baliem.
Informasi dua warga yang meninggal dunia pada 15 Mei lalu, katanya, ia peroleh saat kunjungan kerja. Saat itu, masyarakat menyampaikan bahwa, infrastruktur jembatan yang rusak itu sudah disampaikan pada saat awal bulan ke dinas terkait.
“Masyarakat kecewa karena jika pemerintah lebih cepat membangun jembatan pastinya dua warga tersebut bisa selamat. Pemerintah sangat lambat dalam merespon padahal masyarakat sudah menyampaikan sejak awal bulan Mei,” kata Tanus, Jumat (29/5/2020).
Katanya, kepala distrik bersama masyarakat di wilayah itu sudah datang ke Sekda dan Dinas PU, meminta agar jembatan itu diperbaiki. “Saya sudah sampaikan di Lanny Jaya masyarakat mati bukan karena corona tapi karena pemerintah lambat membangun infrastruktur,” katanya.
Sebagai akses utama masyarakat di Balingga dan Baliem ini, seharusnya menjadi perhatian pemerintah. Bahkan dalam pertemuan Forkompimda beberapa waktu lalu di Wamena, kata Tanus, ia sudah meminta agar segera diseriusi jembatan yang sudah memakan korban tersebut.
Selain itu, kata dia, masyarakat di di 8 distrik yang dikunjungi itu juga mengeluhkan jembatan di Sungai Melagi yang putus akibat derasnya air sungai saat hujan beberapa waktu lalu.
“Jalan tidak bisa diseberangi ke Tiom – Golikme. Seharusnya pembagian bama itu diperoleh dengan mudah menggunakan kendaraan tapi sekarang masyarakat harus jalan kaki. Peristiwa jembatan putus di dua titik Sungai Baliem dan Melagi ini sudah disampaikan usulan dari 1 bulan lalu namun sampai saat ini masih nihil, jadi kami minta harus diperhatikan,” tegasnya.
Dua korban yang terbawa arus sungai adalah Nengge Menan Murib (22) dan Emosi Murib (29). Keduanya warga Kampung Logonggabut, Distrik Bruwa. (Dadang)