MANOKWARI,FP.COM – Kebijakan Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam melindungi hutan di Tanah Papua mendapat apresiasi yang luar biasa dari media internasional National Geographic. Dalam rilisnya per 9 Desember 2021, media ini menempatkan kebijakan perlindungan hutan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat masuk dalam lima kemenangan dunia di bidang lingkungan pada Tahun 2021 yang memberi harapan bagi kehidupan mahkluk hidup dunia.
Dalam publikasinya berjudul 5 environmental victories from 2021 that offer hope (nationalgeographic.com), media yang berkantor pusat di Washington DC Amerika Serikat ini menguraikan, saat ini dunia diperhadapkan pada kondisi yang menyedihkan, karena lebih dari satu juta spesies terancam punah, kadar karbon dioksida di atmosfer terus meningkat dan planet ini diguncang oleh serangkaian perubahan iklim yang dipicu kejadian cuaca ekstrim. Sementara itu, dunia terus bergulat dengan pandemi mematikan yang sepertinya tidak akan pernah berakhir.
Namun, di penghujung Tahun 2021, ada aksi-aksi hebat yang dilakukan berbagai pihak di dunia yang memberi alasan untuk merasa optimis tentang kondisi lingkungan hidup saat ini. Bahkan National Geographic mengibaratkan seperti tanda-tanda keberhasilan di jalan yang panjang dan sulit, seperti yang dilalui oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat bersama Mitra Pembangunan di Tanah Papua ini.
Dalam publikasinya, National Geographic menulis Pemerintah Provinsi Papua Barat di Indonesia mencabut izin untuk 12 kontrak perkebunan Kelapa Sawit yang mencakup lebih dari 660.000 acre (area dua kali ukuran Los Angeles), tiga perlima diantaranya masih berhutan perawan. Kelompok hak-hak lingkungan dan masyarakat adat mendesak pemerintah untuk melangkah lebih jauh dan mengakui hak-hak masyarakat adat di wilayah tersebut untuk mengelola hutan sendiri. Tiga dari 12 pemegang kontrak terus memperjuangkan keputusan pemerintah di pengadilan. Namun kabar terakhir, salah satu Pemerintah Kabupaten di Provinsi Papua Barat, yaitu Kabupaten (Bupati) Sorong meraih kemenangan atas gugatan yang diajukan oleh para pemegang ijin perkebunan tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikulutura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Dr. Ir. Yacob Fonataba, merasa bangga karena kebijakan perlindungan hutan yang diterapkan Pemerintah Provinsi Papua Barat mendapat apresiasi dan perhatian media internasional.
“ Papua Barat telah ikut mendukung untuk menjaga kepunahan spesies dan mencegah terjadinya deforestasi,” kata Yacob Fonataba.
Kebijakan Gubernnur Papua Barat ini, mengacu pada moratorium perluasan dan penanaman kelapa sawit, juga mengacu pada Deklarasi Manokwari yang merupakan hasil ICBE 2018. Komitmen ini juga mendapat dukungan Komisi Pemberatasan Korupsi Republik Indonesia melalui Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNPSDA). “Apa yang telah kita lakukan telah berkontribusi dalam menjaga alam dan mencegah deforestasi di Tanah Papua,” tandasnya.
Fonataba menjelaskan, dari hasil evaluasi review perijinan penggunaan lahan di Papua Barat, telah terselamatkan 611.440,84 hektar lahan dari 24 perusahaan, dan yang masih berupa tutupan hutan luasnya 383.431,05 hektar.
“Memang ada tiga perusahaan yang kemudian menggugat. Tetapi setelah melalui proses persidangan, pada 7 Desember 2021 Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jayapura menggugurkan gugatan itu, dan ini adalah suatu kemenangan bagi Pemerintah Papua Barat dan masyarakat adat,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D.Hetubun, S.Hut, M.Si, FLS turut merasa bangga dengan publikasi ini. Sebagai inisiator International Conference on Biodiversity, Eco-Tourism and Creative Economy (ICBE) 2018, dirinya memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang bekerja keras menjaga komitmen bersama yang dilahirkan pada ICBE 2018 melalui Deklarasi Manokwari.
Komitmen ini tidak hanya sebatas kata, tetapi diwujudkan dalam aksi dan tindakan nyata sehingga mendapat pengakuan dunia internasional. Publikasi itu menunjukkan bahwa apa yang dilakukan di Papua Barat adalah untuk kemaslahatan umat manusia dan menjaga bumi tetap sehat dan layak dihuni. Sehingga generasi berikut dapat menikmati udara yang segar dan mata air yang terus mengalir di masa yang akan datang, sesuai pesan bapak Gubernur Papua Barat – Drs. Dominggus Mandacan, M.Si, agar “kita mewarisi air mata bagi anak cucu kita, bukan sebaliknya meninggalkan air mata bagi mereka”.
Sekadar diketahui, Kebijakan Pemerintah Provinsi Papua Barat ini, oleh National Geographic dikelompokkan dalam kemenangan lingkungan di bidang Perlindungan Hutan bersama kemenangan yang dicapai pada Konferensi Iklim PBB di Glasgow untuk mengakhiri deforestasi pada tahun 2030.
Kemenangan di bidang Perlindungan Hutan juga dicapai di Republik Demokratik Kongo. Pada bulan Oktober, Presiden Felix Tshisekedi dari Republik Demokratik Kongo menyerukan audit atas konsesi hutannya yang luas dan penangguhan semua “kontrak yang meragukan” sampai audit selesai. Beberapa minggu kemudian, pemerintah mundur dari rencana untuk mencabut moratorium berusia 19 tahun atas pemberian izin penebangan baru di Hutan Cekungan Kongo.
Empat kemenangan lingkungan lainnya pada Tahun 2021 yang dipublish National Geographic; Pertama, terkait penundaan penggunaan bahan bakar fosil yang dihasilkan pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diadakan di Glasgow.
Kedua, pembatasan penggunaan bahan plastik yang berhasil dilakukan di Negara Bagian Washington dan di California Amerika Serikat.
Ketiga, kemenangan di bidang Restorasi Habitat yang dilakukan di Amerika yang mulai memulihkan perlindungan habitat. Lalu di Panama yang melipatgandakan luas Kawasan Konservasi Laut Cordillera de Coiba. Demikian juga dengan Portugal yang mendirikan cagar alam laut yang dilindungi sepenuhnya dan terbesar di Eropa.
Ke-empat, dukungan pemulihan satwa liar. Contohnya di China yang mengumumkan pembuatan Taman Nasional Panda Raksasa, bagian dari sistem taman baru yang akan mencakup area hampir sebesar Inggris Raya. Taman ini dirancang untuk melindungi spesies asli seperti harimau Cina Timur Laut, macan tutul Siberia, dan siamang jambul hitam Hainan.*)