Pemda Harus Dorong Tumbuhnya Ekosistem Konten Kreator di Tanah Papua

Pembukaan Workshop dan Pemutaran Film Dokumenter Noken Rahim Kedua, di Manokwari (21/2/2022). Pemerintah Daerah di Papua dan Papua Barat harus jeli melihat fenomena perkembangan teknologi yang terjadi dekade ini, dengan menciptakan ekosistem tumbuhnya konten digital di Tanah Papua, sehingga dapat memacu anak muda Papua untuk berkreasi lebih aktif untuk mengangkat potensi Tanah Papua dalam bentuk film maupun karya digital lainnya.

MANOKWARI,FP.COM- Kebutuhan terhadap informasi visual di Tanah Papua meningkat dari waktu ke waktu. Karena itu, kapasitas anak muda Papua harus ikut dipacu untuk menguasai dan memiliki keahlian di bidang teknologi informasi audio visual, hingga menjadi konten kreator yang menghasilkan konten-konten digital yang inspiratif, terutama dalam memvisualisasikan potensi Tanah Papua dengan kemasan yang menarik dan memikat khalayak.

Pemerintah Daerah di Papua dan Papua Barat harus jeli melihat fenomena perkembangan teknologi yang terjadi dekade ini, dengan menciptakan ekosistem tumbuhnya konten kreator di Tanah Papua, sehingga dapat memacu anak muda Papua untuk  berkreasi lebih aktif dalam mengangkat potensi Tanah Papua dalam bentuk film maupun karya digital lainnya.

Read More
iklan

“ Sudah saatnya pemerintah daerah merancang ekosistem konten digital di daerah, baik dalam hal menyediakan panggung, membuat iven, membahas anggarannya di tingkat legislatif hingga menjadi program di tingkat organisasi perangkat daerah,” ujar Silvester Manufandu, salah satu peserta Workshop dan Pemutaran Film Dokumenter Noken Rahim Kedua yang diselenggarakan oleh TOP (Torang Orang Papua) Production di Manokwari, beberapa waktu lalu.

Dengan adanya ekosistem konten digital yang baik, menurut Silvester, akan memacu meningkatnya jumlah konten-konten kreator dari Papua, yang tentunya akan menghasilkan karya-karya digital baik tentang potensi alam, manusia dan budaya di Tanah Papua.

Silvester juga memberikan apresiasi kepada Imaji Papua yang telah menghasilkan sejumlah film dokumenter yang mengangkat kearifan lokal di Tanah Papua, karya-karya itu sangat menginspirasi. Hal yang sama juga dikatakan peserta Workshop lainnya, Johanes Pandori dan Aristoteles Wamafma.

“ Sayang waktunya singkat, jadi tidak begitu mendalami,” ucap Aristoteles. Sementara itu, Johanes Pandori, berharap ada pelatihan yang bisa dibuat lagi untuk pembuatan video animasi, karena menurutnya karya video animasi adalah salah satu karya digital yang menarik yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang dapat diterima oleh semua kalangan.

Film dokumenter adalah salah satu contoh karya digital yang dibutuhkan saat ini. Dengan script yang menarik dan audio visual yang tajam, para konten kreator mampu menghasilkan karya penuh emosi dan rasa.

“Saat ini kita hidup di dunia yang nyaris tanpa sekat dengan adanya digitalisasi. Pengetahuan tentang konten digital menjadi sangat penting agar kita jangan jadi penonton di negeri sendiri, tapi kita juga mampu memproduksi konten kreatif untuk mempromosikan potensi daerah,” kata Sidarman, Direktur Top Production.

Hal ini diakui juga oleh Gubernur Papua Barat, melalui Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Prof. Dr. Charlie D.Heatubun,S.Hut, M.Si saat membuka workshop itu. Dikatakan, saat ini pengembangan konten digital sangat dibutuhkan bukan hanya oleh perorangan tertentu saja namun sudah menjadi bagian universal di semua kalangan.

Menurut Prof.Heatubun, Film Noken Rahim Kedua yang diproduksi oleh Imaji Papua memperlihatkan bagaimana hubungan kedekatan antar manusia dengan alam, hubungan manusia dengan manusia sebagai sebuah ikatan sosial, tetapi itu juga dilambangkan dengan noken sebagai salah satu maha karya budaya kebendaan.

“Saya mengapresiasikan capaian Imaji Papua yang telah mendedikasikan diri dan juga berkarya bagi Tanah Papua, Bangsa dan Negara serta Kemanusiaan. Banyak nilai filosofi yang sangat dalam terkandung dari isi cerita dan representasi noken dalam adat dan budaya masyarakat Papua, terutama suku Hubula di Lembah Baliem,” ujarnya.

Karena kesadaran akan pentingnya pengelolaan konten digital, maka Balitbangda Papua Barat, lanjut Prof. Heatubun, sudah dua tahun berturut-turut memfasilitasi belajar konten digital dengan membuat berita pendek dan editing video singkat menggunakan handphone (HP). Tujuannya, agar anak-anak muda Papua dapat memanfaatkan teknologi handphone ini untuk membuat karya-karya digital yang menginspirasi, terutama dalam mengangkat potensi kekayaan alam, budaya dan manusia di Tanah Papua.

“Pembangunan berbasis digital merupakan prioritas. Sudah waktunya dengan adanya revolusi digital berbasis 4.0 pemuda diberikan bekal yang cukup. Atas nama Pemerintah Provinsi Papua barat sangat mendorong generasi muda untuk meningkatkan ketrampilan berbasis digital,” pesannya.

Ketua Fraksi OTSUS DPR Papua Barat, George Dedaida juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Imaji Papua dan berharap Imaji Papua terus mengangkat potensi budaya Papua dalam bentuk film dokumenter maupun film animasi.

Sementara itu, Ketua Harian LMA Papua Barat, Franky Umpain, bahkan mengakui karya dan prestasi Imaji Papua yang terbilang cukup menonjol, bahkan mungkin merupakan satu-satunya komunitas yang paling menonjol di Tanah Papua dalam mengangkat potensi Tanah Papua melalui film dokumenter.

Produser Imaji Papua dan juga Sutradara Film Noken Rahim Kedua, Yulika Anastasia Indrawati menjelaskan, film dokumenter Noken Rahim Kedua yang dibuat, membutuhkan waktu empat hari,  namun proses riset dan pengeditannya menghabiskan satu setengah tahun, meliputi riset satu tahun dan edit 6 bulan, akibat dampak pandemi Covid-19. 

“Film dokumenter ini penting untuk diproduksi, karena nilai dokumenter itu akan selalu ada dan menjadi warisan bagi generasi berikut, baik 50 sampai dengan 100 tahun yang akan datang melalui riset yang digali lagi, karena ini menjadi medium yang kuat dalam menggali potensi masa lalu,” jelas Yulika.

Dirinya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada semua pimpinan Forkopimda Papua Barat dan 25 peserta yang hadir mengambil bagian dalam workshop itu. Antusias yang tinggi dan sambutan yang hangat dari Forkopimda dan warga Papua Barat, tentu menjadi penyemangat bagi timnya untuk terus berkarya menghasilkan film dokumenter lainnya dari Tanah Papua untuk Indonesia dan Dunia Internasional.

Sekadar diketahui, Imaji Papua adalah komunitas kreator konten yang didirikan oleh Yulika Anastasia pada September 2017 sebagai wadah untuk menyalurkan minat bakat di bidang penulisan, fotografi, videografi dan travelling.

Beberapa judul film dokumenter yang telah berhasil diproduksi, diantaranya Ada Damai di Yahukimo, Tonotwiyat (Hutan Perempuan), Tambat Sagu dan Noken Rahim Kedua yang masuk dalam nominasi Piala Citra Kategori Dokumenter Pendek Terbaik 2021 FFI. *)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *