JAYAPURA, FP.COM – Noken Anggrek merupakan satu dari sekian banyak tas tradisional Papua yang menjadi oleh-oleh khas wilayah Meepago, meliputi Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai dan Intan Jaya.
Jika tidak membawa Noken Anggrek, sama saja tidak ke Meepago atau tidak menggunakan Noken Anggrek, bukan orang atau warga Meepago.
Tokoh Pemuda Dogiyai, Andreas Gobay kepada fokuspapua.com, Kamis (30/7/2020) sore mengatakan, potensi anggrek sebagai bahan pembuatan noken saat ini perlahan bergeser. Padahal, Noken dari tanaman Anggrek merupakan salah satu potensi unggulan yang berkontribusi paling besar terhadap perekonomian warga masyarakat.
Di Distrik Mapia Barat dan Distrik Piyaiye, katanya, para pengrajin dan pemberdaya lahan kebun Anggrek yang luas melihat potensi ini sebagai peluang usaha.
“Untuk potensi pengrajin Anggrek, dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu para pengrajin yang mengambil tanaman Anggrek begitu saja di hutan, dan lahan kebun Anggrek yang dibudidayakan oleh penduduk setempat. Misalnya di halaman gereja, di pekarangan rumah warga dan lainnya,” ujarnya.
Noken Anggrek yang berbahan kulit kayu Anggrek berwarna kuning dan hitam manis, dibuat dan dililit menjadi sebuah noken yang cantik, dengan berbahan langka. Keunikan dan tingkat kerumitan dalam pembuatan hingga menghasilkan sebuah noken yang cantik, membutuhkan keterampilan khusus dan waktu yang tentu saja tidak hanya sehari dua hari.
Karena itulah, kata Andreas, harga sebuah Noken Anggrek terbilang mahal. Bisa mencapai Rp 8 jutaan, setimpal dengan proses pembuatannya. Noken Anggrek unik ini satu-satunya berasal Distrik Mapia Barat dan Piyaiye.
“Kami berharap ke depan perlu dilakukan budidaya tanaman anggrek hitam manis dan anggrek kuning dengan dibekali tata cara pengrajin Noken Anggrek belajar sejak usia dini,” ujar Andreas. Pemerintah Daerah pun diharapkan ikut berkontribusi dalam pengembangan lahan anggrek di perbukitan yang berpotensi ke depan menjadi sumber ekonomi masyarakat.
Selain itu, potensi Anggrek ini bisa juga dipamerkan dalam kompetisi Anggrek tingkat nasional maupun internasional. (Frida)