Presiden Aliansi Baptis Sedunia Harap Kantor PGBP jadi Rumah Penyembuhan di Tanah Papua

Presiden Aliansi Baptis Sedunia
Presiden Aliansi Baptis Sedunia Dr. Ngwedla Paul Msiza menandatangani prasasti peresmian Gedung Kantor Pusat PGBP, didampingi Ketua PGBP Papua Titus Yikwa, Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, Asisten Bidang Politik Pemerintahan Hukum dan HAM Setda Provinsi Papua, Doren Wakerkwa di Puncak Bukit Kotaraja, Rabu (29/1/2020).

JAYAPURA, FP – Presiden Aliansi Baptis Sedunia Dr. Ngwedla Paul Msiza meresmikan gedung Kantor Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (PGBP), Rabu (29/1/2020) di atas bukit Kotaraja, Distrik Abepura. Msiza berharap gedung kantor yang diresmikan ini menjadi rumah penyembuhan Allah bagi umat Baptis di Tanah Papua.

Hal ini disampaikan Paul Msiza saat membawa Firman Tuhan sebelum meresmikan gedung kantor berlantai tiga itu. Melihat gedung yang berdiri megah di atas ketinggian bukit, Msiza mengatakan, kehadiran gedung ini berbicara tentang komitmen umat tentang kerajaan Allah. Komitmen pada misi Allah dan itu suatu tantangan yang begitu banyak di provinsi-provinsi lainnya.

Read More
iklan

Ia meminta umat Baptis tidak perlu menunggu seseorang dari luar sana datang memberi pertolongan kepada umat, tetapi bagaimana umat bersama-sama menolong dan meletakkan ini menjadi suatu bangunan yang indah, suatu kesaksian tentang karya umat kepada Kristus. Msiza memberikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran pemerintah, mulai dari pemimpinnya, bupati-bupati, yang menurutnya merupakan sesuatu yang tidak bisa dianggap ringan. “Di tempat-tempat lain, selalu terjadi perselisihan di antara gereja dan pemerintah. Tetapi di sini saya temukan satu kesaksian yang istimewa,” ujarnya.

Mengambil bacaan dari Kitab 2 Tawarikh 7: 12-14, Msiza dalam kotbahnya mengatakan, gedung ini adalah rumah untuk Allah, lokasinya di atas bukit yang bisa dilihat dari jarak jauh. Ada tiga hal atau tiga fokus di sini, berdasarkan kitab yang sudah kita baca. Ketika Salomo sudah menyelesaikan pembangunan bait Allah, dan sudah menyerahkan bait Allah itu kepada Allah, dan sudah berdoa kepada Allah, maka Allah datang dan berbicara kepadanya. Allah mendengar permintaannya. Firman Allah, “Sekarang mata-Ku, hati-Ku, telinga-Ku, akan memberi perhatian tentang bangunan ini”.

Hal pertama yang ingin disampaikan, kata Msiza, kehadiran gedung ini harus menjadi suatu hubungan link ke surga. “Haruslah menjadi suatu tempat yang membuat saudara berkomitmen kepada Allah. Jika saudara datang ke tempat ini, saudara harus merasakan sungguh hadirat Allah,” katanya. “Allah berkata, mata-Ku selalu menatap tempat ini, telinga-Ku akan selalu mendengar doa-doa yang datang dari tempat ini, dan Allah berkata, hati-Ku juga akan berada di tempat ini,” tambah Msiza. Yang perlu dicatat, tempat ini memberi kesan mendalam. Inilah hal yang diingatkan Yesus di Yerusalem, “Rumah Bapaku haruslah menjadi rumah doa”.

Hal kedua, ini adalah bangunan atau rumah untuk menyembuhkan. “Negeri ini perlu kesembuhan. Negeri Papua, Indonesia, memerlukan kesembuhan. Rumah ini akan mewakili di mana akan ada penyembuhan-penyembuhan Allah. Itu akan menunjukkan ada pengharapan Allah. Akan mewakili tentang hadirat Allah,” tegas Msiza. Allah berkata kepada Salomo, “Ketika umat-Ku menyebut nama-Ku dan berdoa, Aku akan di sini dan dari Surga mendengarkannya. Dan tentu akan menjawab doa mereka dan akan menyembuhkan negeri itu. Akan membawa kesembuhan Allah kepada bangsa Papua”.

“Kemudian, rumah ini untuk rekonsiliasi perdamaian. Untuk memproklamirkan apapun ketika melihat rumah ini, dan ketika ada konflik, kita harus benar-benar membawa perdamaian, kita adalah satu keluarga di dalam Yesus Kristus. Harus ada pendamaian, di sinilah kita berlutut, berdoa supaya Allah mencurahkan damai, ini rumah perdamaian. Satu rumah yang membawa kita mengenal Allah,” harap Msiza kemudian.

Sebelumnya, membuka acara peresmian Kantor PGBP, Asisten Bidang Politik Pemerintahan Hukum dan HAM Setda Provinsi Papua, Doren Wakerkwa mewakili Gubernur Papua, mengatakan, kehadiran gedung kantor di atas bukit ini, untuk memuliakan nama Allah. Oleh karena itu Pemerintah mengharapkan kekompakan, kebersamaan, kesatuan dan persatuan umat Baptis untuk melayani di atas Tanah Papua ini.

Sementara itu, Ketua Badan Pelayanan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) Pdt. Titus Yikwa, dalam sambutannya ia mengapresiasi Presiden Aliansi Baptis Sedunia yang hadir di Papua melihat umat Baptis. “Saya secara pribadi merasakan ini satu mujizat yang besar, bahwa gedung PGBP ini diresmikan langsung oleh Presiden Baptis Sedunia,” ungkap Titus.

Titus berharap melalui  gedung baru ini semoga ada perubahan-perubahan nyata dalam memperluas pelayanan Tuhan di seluruh Tanah Papua.

Rekomendasi Hasil Munas PBI

Sebelumnya, Persekutuan Baptis Indonesia (PBI) menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) di mana PGBP dan Gereja Baptis Anugerah Indonesia (GBAI) sebagai tuan rumah, dimulai dengan acara pembukaan pada Minggu (26/1/2020) dan berlanjut hingga Selasa (28/1/2020). Munas diisi dengan seminar-seminar yang diikuti peserta dari tujuh denominasi gereja Baptis di Indonesia. Pelaksanaan seminar dan Munas berlangsung di tiga tempat, yaitu Auditorium Uncen, Bapelkes Jayapura dan Horizon Hotel Kotaraja.

Sejumlah rekomendasi dihasilkan dari Munas PBI untuk bekerja sama antargereja di bidang SDM untuk peningkatan pelayanan dalam menjalankan misi Kristus di Papua.

Ketua Panitia Munas PBI, Befa Yigibalom, mengatakan, rekomendasi dari Munas antara lain, membangun SDM dan organisasi yang mandiri. “Rekomendasi yang kami berikan adalah berupa kerjasama dalam bentuk penjualan pengajaran maupun kerjasama diakonia sehingga agenda gereja Baptis yang memiliki pelayanan di daerah Jawa dengan SDM-nya bisa datang ke Papua dan Papua siapkan fasilitas,” kata Befa yang juga Bupati Lanny Jaya.

Ia menjelaskan, di Papua sampai saat ini belum ada rumah sakit Baptis. Keinginannya adalah membangun rumah sakit, tetapi SDM yang menjadi masalah. Karena itu dalam rekomendasi, teman-teman di daerah Jawa menyiapkan SDM, yakni tenaga medis (dokter dan perawat), Papua siap untuk membangun fisik, jadi ada kerjasama antardenominasi Baptis. “Ada beberapa hal lagi yang lebih banyak bisa kita kerjasama untuk membantu masyarakat pada umumnya,” katanya.

Menurut Befa, PGBP sesuai perkembangan jaman membutuhkan kerjasama dari semua denominasi gereja untuk melengkapi satu sama lain. Dia mengharapkan wadah PBI dapat mempersatukan denominasi gereja Baptis yang ada di Indonesia timur dan Indonesia Barat.

Selain dihadiri Presiden Baptis Sedunia, Paul Msiza, turut hadir, Wakil Presiden Baptis Sedunia, Dr. Miyon Chung. Peresmian Kantor Pusat PGBP, ditandai dengan penandatanganan prasasti disaksikan Asisten Bidang Politik Pemerintahan Hukum dan HAM Setda Provinsi Papua, Doren Wakerkwa, Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, dan umat Baptis. (Frida)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *