WAMENA, FP.COM – Setelah menggelar Kongres VIII di Pirime Kabupaten Lanny Jaya bulan Desember lalu, Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) Masa Layan 2020-2025 menindaklanjuti hasil kongres dengan melaksanakan Rapat Kerja (Raker) Lengkap I tanggal 25-27 Februari 2021 bertempat di Gereja Baptis Duta Injil Wamena.
Tujuan Raker ini untuk melaksanakan reorganisasi di tubuh PGBP, merumuskan hasil Kongres VIII BPP-PGBP di Pirime, menyusun program-program BPP-PGBP Masa Layan 2020-2025, menentukan arah dan kebijakan BPP-PGBP, menata struktur dan manajemen organisasi serta menyusun anggaran pendapatan belanja BPP-PGBP.
Ketua Umum BPP-PGBP, Pdt Ronny Wanimbo, S.Th, saat pembukaan Raker, Kamis (25/2/2021) mengemukakan, Kongres VIII Pirime yang dilaksanakan tanggal 14-18 Desember dengan tema “Jadilah Kehendak-Mu” telah membahas tiga agenda besar. Pertama, evaluasi menyeluruh masa layan lima tahun sebelumnya. Kedua membuat program-program baru untuk lima tahun ke depan, dan ketiga memilih pengurus yang baru untuk lima tahun ke depan.
Walaupun dalam situasi sulit, kata Pdt Ronny, Kongres dapat terlaksana karena dukungan doa dari seluruh umat Baptis di Tanah Papua dan partisipasi aktif dari semua pihak. Untuk itu, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam doa, daya dan dana.
“Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Kongres Pirime, mendahului rapat kerja I BPP-PGBP pada hari ini, kita telah melaksanakan dua kegiatan di Kabupaten Jayawijaya, yaitu tanggal 14 Januari 2021 pertemuan Kaum Profesional Baptis Papua dengan tema Kebangkitan Penginjilan Jilid II. Kemudian, 15 Januari ada rekonsiliasi BPP-PGBP dengan tema Mengampuni, Melupakan dan Mendukung,” ungkap Pdt Ronny.
Kedua iven besar ini, katanya, difasilitasi oleh Bupati Lanny Jaya, Befa Yigibalom, SE. M.Si, sebagai tokoh senior kaum professional Baptis yang berhati gereja.
Raker ini, jelas Pdt Ronny, menetapkan visi lima tahun ke depan yaitu umat Baptis Bangkit, Mandiri dan Misioner. Untuk mewujudkan visi ini, BPP akan memprioritaskan pada penginjilan. Menurutnya, melaksanakan pekabaran injil adalah fokus pelayanan BPP-PGBP Jilid II dengan Yesus Kristus sebagai kepala gereja.
Ia menerangkan dua sisi yang digunakan untuk melakukan penginjilan. Yang pertama adalah penginjilan arah ke dalam. Artinya membina umat dan hamba-hamba Tuhan melalui kegiatan-kegiatan rohani seperti KKR-KKR, seminar-seminar, pelatihan-pelatihan. Dengan demikian ada pendewasaan sehingga dalam mengabarkan injil, hamba-hamba Tuhan dapat menunjukkan sikap hidup sebagai teladan Kristus bagi orang lain.
“Yang kedua, kalau (penginjilan) dari dalam sudah bagus, baru jalan keluar. Kami punya visi misi, setiap ibukota kabupaten di seluruh Tanah Papua sampai di pelosok-pelosok Papua dapat mendirikan gereja Tuhan dan membuka pos-pos PI sehingga di lokasi baru ada pembangunan dalam tubuh PGBP,” ujarnya.
Pdt Ronny mengatakan, melakukan Penginjilan Jilid II dimulai dari dalam dan mencari jiwa dari luar, tetapi lebih penting adalah membangun dan menguatkan iman PGBP. “Jadi penginjilan berjalan dua arah sehingga kebangkitan terjadi dari generasi anak-anak Tuhan,” katanya.
Raker ini diikuti peserta dari lembaga-lembaga terkait, antara lain pengurus Yayasan Pelayanan Baptis (Yapeltis) Papua, Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Kristen Baptis Papua, sekolah-sekolah teologi Baptis Papua, sekolah-sekolah Alkitab, sekolah Alkitab berbahasa daerah Dani, ketua-ketua departemen, dan ketua-ketua wilayah di lingkungan BPP-PGBP.
Kebutuhan Keselamatan
Raker Lengkap I BPP-PGBP diawali dengan ibadah pembukaan, dengan pelayan firman, Ev. Benias Wandik, S.Th yang saat ini menjabat Sekretaris Umum BPP-PGBP.
Ev. Benias berkotbah tentang kebutuhan keselamatan, dengan pembacaan firman dari Yohanis 4: 31-35. Menyoroti tema Raker, “Jadilah Kehendak-Mu, ia bertanya kepada peserta Raker, tema ini kepada siapa? Apakah kepada gembala-gembala, para pemimpin gereja, kepada jemaat atau kepada orang yang membutuhkan keselamatan?
Menurutnya, kebutuhan keselamatan sebenarnya ada di sekitar kita. “Kebutuhan keselamatan sebenarnya ada di dalam diri kita, tetangga kita, ada pada jemaat yang kita layani. Kebutuhan keselamatan ada di dalam rumah tangga. Kalau kita belum selamatkan itu, kemudian kita punya mimpi yang besar untuk orang lain yang jauh di sana, akan susah,” ujarnya.
Kebutuhan keselamatan ini, sesuai dengan maksud Yohanis di dalam ayat firman Tuhan, di mana dunia masa kini membutuhkan keselamatan. Papua dalam pandangan orang luar saat ini dianggap miskin, terbelakang, separatis.
Menurut Benias anggapan-anggapan ini harus dijawab oleh gereja untuk memperbaiki profil-profil Papua dalam pandangan orang lain. Hal itu membutuhkan kerja keras karena kebutuhan keselamatan bukan di tempat yang jauh, tetapi sebetulnya ada di dalam keluarga-keluarga.
“Makanya Yesus berkata, pandanglah sekelilingmu. Lihatlah, di hatimu, di dalam dirimu, keluargamu. Hal ini sangat menarik, dan menjadi tantangan untuk gereja dan gembala-gembala menjawab persoalan tentang berbagai situasi kondisi seperti itu,” katanya.
Dalam dunia masa kita, tantang lebih besar daripada tanggungjawab yang kita miliki. Apabila kita tidak menjawab tantangan itu maka lebih rumit lagi.
Benias mengatakan, gereja saat ini sedang suam-suam kuku, tidak panas, tidak dingin. Hanya melakukan kegiatan untuk menyenangkan hati manusia dari pada menyenangkan hati Tuhan. Ini sama artinya dengan menyenangkan hati iblis. Iblis akan perlahan-lahan memanfaatkan kebohongan-kebohongan untuk memberdayakan manusia.
Karena itu, ia mengajak semua peserta Raker untuk menghindari hal-hal yang sifatnya jasmani. “Orang baptis harus punya rasa malu, koreksi pelayanan dalam tubuh PGBP,” ucap Benias.
Umat Baptis, katanya, harus meneladani Yesus Yesus yang lebih mendahulukan kebutuhan rohani yaitu penginjilan. “Yesus melihat kebutuhan keselamatan, sesuatu yang penting dalam kehidupan kita. Lihatlah sekelilingmu, ada pekerja-pekerja yang membutuhkan komitmen,” tegas Benias.
Ia mencontohkan kehidupan Yohanis Pembaptis yang meninggalkan semua hal yang bersifat jasmani dan menyiapkan jalan bagi Tuhan. Dia berani menentang dosa.
“Karena itu, mari kerja lurus saja. Bicara dosa adalah dosa, kebenaran adalah kebenaran. Tidak usah kotbah-kotbah yang hanya menyenangkan jemaat,” tegasnya lagi.
Ia juga mengatakan, gereja bukan tempat menampung hamba-hamba Tuhan, tetapi gereja mengirim orang untuk kebutuhan memberitakan injil.
Ia mengingatkan pengurus, jadilah tiang yang kuat. “Ini suatu pergumulan yang berat karena pekerjaan dalam gereja adalah melayani pekerjaan Tuhan. Contohlah sikap Martha dalam melayani Tuhan. Contohlah teladan Yesus yang benar-benar menunjukkan kebutuhan akan hal-hal rohani daripada hal jasmani,” pintanya.
Serahterima Pengurus dan Aset
Usai ibadah pembukaan Raker, dilanjutkan dengan serahterima pengurus lama BPP-PGBP masa layan 2015-2020, Pdt Titus Yikwa, M.Th kepada pengurus baru BPP-masa layan 2020-2025, Pdt Ronny Wanimbo, S.Th, yang disertai dengan penandatangan berita acara penyerahan.
Pada kesempatan itu, Pdt. Titus menyerahkan seluruh administrasi yang menjadi tanggungjawab dan kelengkapan pelayanan yakni semua computer, meja kerja. “Seluruhnya kami percayakan kepada pengurus baru untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab.
Yang kedua, menyerahkan semua fasilitas pendukung pelayanan yakni dua buah mobil bersama dua unit motor. “Ketiga, masalah keuangan. Uang untuk BPP-PGBP masa layan 2020-2025 kami kasih Rp 100 juta untuk dana awal,” ucapnya. Harapannya, dengan dana awal yang ada, pengurus baru dapat membuka rekening baru dan melanjutkan pelayanan lima tahun mendatang.
Setelah serahterima pengurus dan aset, BPP-PGBP melakukan registrasi ulang terkait kehadiran peserta Raker. (Frida)