NABIRE, FP.COM – Tokoh Pemuda Kabupaten Dogiyai, Andreas Gobay, S.Sos, MA menyatakan keprihatinan melihat wartawan di Papua yang melaksanakan tugas-tugas jurnalistik dengan alat perlindungan diri (APD) seadanya.
Imbauan pemerintah untuk masyarakat tinggal dan tetap dalam rumah karena pandemic virus corona (Covid-19), tidak bisa dilakukan oleh wartawan yang harus berjibaku di zona merah dan ruang public. Wartawan harus mendapatkan informasi-informasi penting dan akurat untuk disampaikan kepada masyarakat yang stay at home.
“Saat pandemi virus corona (Covid-19) saat ini, saya melihat begitu besar peran jurnalis demi memberikan Informasi cepat, aktual, akurat dan berimbang. Mereka ini sedang berjibaku di lapangan untuk menyajikan fakta untuk seluruh masyarakat,” katanya kepada fokuspapua.com, Jumat (15/5/2020).
Menurut Andreas, saat-saat seperti ini tugas dan tantangan yang dihadapi para wartawan dalam menyampaikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat, tanpa menimbulkan kepanikan di masa-masa pandemi, sungguh berat. Di sisi lain, wartawan pun bisa saja terpapar virus saat melaksanakan tugas di lapangan. “Memang, kondisi ini berbeda dengan kondisi di luar Papua sana. Banyak hal yang menyebabkan liputan di kawasan ini menjadi lebih menantang dan penuh perjuangan,” ujarnya.
Karena itu, menurut Andreas yang saat ini menjabat Ketua KPU Dogiyai, mestinya para wartawan didukung APD yang memadai. “Pemerintah hari ini membutuhkan mereka untuk pewartaan tapi pemerintah juga tidak menghargai jasa pengorbanan mereka. Ini yang saya kuatirkan sehingga saya meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua, para bupati se-wilayah Meepago untuk menyisihkan sebagian kecil bantuan bagi para wartawan kita,” harapnya.
Andreas menilai, bagaimana pun, seperti para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam melawan Covid-19, para wartawan juga menjaga garda terdepan di bagian yang lain. “Selain tenaga medis juga berada di garda terdepan, tetapi tidak luput juga para wartawan juga selalu berada di garda terdepan memberikan informasi –informasi kepada publik,” tandas Andreas.
Kendati secara aturan wartawan dilarang menerima bantuan, namun ia kembali berharap kepada pemerintah untuk memberikan atau memperhatikan nasib para wartawan. “Itu harapan saya, semoga ada perhatikan dan menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan untuk memperhatikan nasib para wartawan kita saat ini,” tandasnya. (Frida)