MANOKWARI,FP.COM – Turnamen Sepakbola Adolof Kabo Cup 2021 telah memasuki babak delapan besar. Telah melibatkan 32 tim yang bukan saja dari Kota Manokwari, tapi ada juga dari Sorong, Wondama dan Biak Numfor. Bahkan ada sejumlah tim yang terbentuk dan ikut turnamen ini karena ikatan persaudaraan sebagai anak rantau dan tim asal institusi.
Banyak tim dilibatkan dalam turnamen ini karena ada keinginan bersama yang begitu kuat untuk menghidupkan kembali Sepakbola di Kota Manokwari. Keputusan untuk menggelar iven sebesar ini bukanlah hal yang mudah. Hanya karena kecintaan terhadap Perseman dan kepedulian terhadap generasi muda Papua, maka ajang ini berani dibuat oleh Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari.
Meskipun penyelenggaranya adalah sekelompok anak muda dan mantan-mantan pemain Perseman yang tergabung dalam Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari, bukan berarti pertandingannya asal-asalan dan kampungan. Justru sebaliknya, yang diharapkan komunitas ini adalah pertandingan yang berkualitas, dimana skill dan kualitas pemain yang ditonjolkan, bukan adu otot dan adu mulut antar pemain dan pendukung.
Namun sayangnya, upaya dan kerja keras komunitas untuk membuat turnamen ini berkualitas dan mensukseskan turnamen ini dicederai oleh ulah pemain dan sejumlah pendukung. Pemukulan terhadap pemain lawan, pemukulan terhadap perangkat pertandingan adalah kebiasaan buruk yang seharusnya hilang dari Tanah Papua dan Kota Manokwari, jika kita bersama menginginkan kemajuan sepakbola.
Perangkat pertandingan adalah manusia biasa yang tidak luput dari salah. Karena tidak ada manusia yang sempurna selain Tuhan. Kekeliruan dalam mengambil keputusan, bukan saja terjadi dalam turnamen kecil, bahkan sekelas piala dunia, keputusan yang keliru juga terjadi. Namun semua itu dapat diselesaikan sesuai aturan dan mekanisme yang telah diatur secara khusus untuk perangkat pertandingan.
Sepakbola semakin maju sesuai dengan perkembangan jaman. Karena itu, para pemain, manager dan seluruh masyarakat harus pula makin cerdas dalam menyikapi permainan sepakbola. Ini adalah suatu permainan yang harus dipimpin seorang wasit dan perangkat pertandingan lainnya. Tanpa mereka, tidak ada pertandingan sepakbola. Mari kita percayakan jalannya pertandingan ini pada semua perangkat pertandingan, terutama wasit.
Menjadi perangkat pertandingan, apalagi seorang wasit, bukanlah hal yang mudah. Butuh keputusan dan keberanian untuk pekerjaan ini. Karena mereka sadar konsekuensi dari pekerjaan yang dijalaninya adalah hinaan dan cacian. Karena itu, kenapa pekerjaan ini hanya sedikit orang yang berminat? Karena masyarakatnya tidak mendukung. Dikuatirkan kedepannya tidak ada lagi anak muda Papua yang berminat jadi wasit, dan sepakbola kita pun akan terus menerus berjalan di tempat.
Menjadi wasit nasional bahkan internasional butuh pelatihan, pendidikan dan jam terbang. Prosesnya panjang dan melelahkan. Karena itu, mari kita dukung mereka, berikan mereka semangat. Agar suatu saat akan muncul wasit-wasit andal dari Kota Injil ini untuk dapat memimpin pertandingan sepakbola di tingkat nasional bahkan internasional.
Kedewasaan para pemain, pelatih, managemen dan para pendukung sangat diharapkan dalam sisa laga menuju partai final. Apakah kita ingin Turnamen Adolof Kabo sampai di sini? *)
(Sebuah catatan ringan oleh Alberth Yomo/Pemimpin Redaksi fokuspapua.com dan Sekertaris Komunitas Peduli Sepakbola Manokwari)