WASIOR,FP.COM – Nelayan rumput laut di Kampung Yomber Distrik Roswar Kabupaten Teluk Wondama berharap pendampingan dan perhatian serius dari Pemerintah Daerah terhadap budidaya dan pengembangan rumput laut di wilayahnya.
Hal ini terungkap saat diskusi antara para nelayan rumput laut bersama Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama dan tim ahli dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat di Kampung Yomber, Rabu(17/11/2021).
“ Kami masyarakat di sini, khususnya nelayan rumput laut pada awalnya sangat antusias. Sepanjang pesisir ini, dari ujung tanjung ini sampai ujung tanjung sana ( sambil menunjuk dua tanjung yang mengitari), semua tanam rumput laut. Tapi karena harganya tidak sesuai, akhirnya masyarakat patah semangat, dan tidak serius lagi,” kata salah satu tokoh masyarakat Kampung Yomber, Amon Wandou.
Dirinya berharap Pemerintah Daerah melalui Dinas Perikanan Kabupaten, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan instansi lainnya dapat berkolaborasi untuk memajukan usaha budidaya dan pengembangan rumput laut menjadi komoditi yang menjanjikan bagi masyarakat pesisir, khususnya para nelayan rumput laut.
Tokoh masyarakat lainnya, Kristian Munuai menambahkan bahwa masyarakat Yomber ingin sekali menggeluti usaha budidaya rumput laut, hanya saja informasi tentang prospek rumput laut ini belum sepenuhnya dipahami. Karena itu, dirinya minta agar informasi lengkap tentang rumput laut ini, khususnya tentang pasarannya dapat disampaikan kepada para petani rumput laut di Kampung Yomber.
“ Banyak yang sudah kase tinggal, tapi karena lihat ada satu dua orang yang kerja terus dengan rumput laut, akhirnya ikut lagi tanam rumput laut. Hanya saja masalah harga yang kecil ini yang bikin masyarakat malas,” jelasnya.
Tokoh masyarakat Yomber lainnya, Yason Wandau turut memberikan saran. Mantan Kepala Kampung Yomber ini berharap ada kolaborasi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan dinas lainnya, agar usaha rumput laut ini dapat didukung juga dari dana kampung atau dana otonomi khusus. “ Kami minta agar dana kampung dan dana otsus juga bisa dipakai untuk mendukung usaha rumput laut,” ujar Yason.
Menanggapi keluhan tentang harga rumput laut, Bansir yang merupakan penadah rumput laut dari masyarakat kampung Yomber, menjelaskan, harga yang ia berikan kepada nelayan rumput laut, itu sudah melalui hitung-hitungan. Sebagai pengusaha kecil, ia harus hitung berbagai pengeluaran hingga rumput laut itu dikapalkan ke pulau jawa.
Harga rumput laut kering per kilogramnya bisa naik, kalau masyarakat mampu mampu meningkatkan kuantitas rumput laut. “ Kalau dalam sebulan masyarakat mampu menghasilkan 20 ton rumput laut kering, itu bisa mempengaruhi harga. Tapi kalau tidak mampu penuhi target, saya yang akan kesulitan, karena menanggung biaya operasional dan pengiriman ke pulau jawa,” jelas Bansir.
Menanggapi diskusi itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Teluk Wondama, Dominggus Masyewi, S.TP menjelaskan, bahwa dirinya akan berupaya menjadikan Kampung Yomber sebagai kampung rumput laut. Dengan bantuan master plan yang disusun Balitbangda Papua Barat, dirinya yakin akan semakin membantu Pemerintah Kabupaten Wondama, khususnya lagi para nelayan rumput laut.
Master plan rumput laut Kabupaten Teluk Wondama ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan terukur tentang penanganan rumput laut dari hulu sampai hilir. Peran tiap-tiap lembaga dan dinas dalam menangani rumput laut ini, sehingga komoditi ini benar-benar memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat di kampung-kampung.
Dinas Perikanan sendiri, kata Dominggus Masyewi, pada 2022 akan mulai menerapkan pendampingan yang dimulai dari kelompok kecil berbasis keluarga dan unsur jemaat dalam Gereja. Dengan kelompok kecil ini, diharapkan dapat lebih teraktualisasi dan memberikan hasil yang nyata. Dirinya juga akan mengusulkan untuk memberikan bantuan perahu dayung. Sehingga dapat digunakan kapan saja, tanpa menggantung pada Bahan Bakar Minyak (BBM).*)