Masih ingat dengan lapangan Timbul Tenggelam di Kampung Enggros, Kota Jayapura?. Disebut “timbul tenggelam” karena lapangan “berumput pasir” ini hanya muncul pada siang ketika air laut surut, dan menghilang di kala air kembali pasang. Oleh masyarakat setempat, kadang disebut “pasir menumpang”. Unik bukan?
Tapi, kini, lapangan lapangan sepak bola satu-satunya bagi anak-anak kampung itu sudah berganti jadi hutan cemara, destinasi wisata baru, dan belakangan populer dengan sebutan Injros View.
Ditumbuhi pohon cemara, Injros View menawarkan jaminan kesejukan dari alam, sangat cocok untuk mereka yang gemar berkemah di alam terbuka. Itu pula yang jadi pesona utama dari tempat ini.
Untuk itu, pengelola tempat wisata menyiapkan beberapa paket kamping. Ada paket Hollandia dengan harga 125 ribu rupiah dengan fasilitas kasur gantung (hammock). Memilih paket ini berarti Anda harus menyiapkan tenda dan membawa makanan sendiri.
Adalagi yang disebut paket Heaven seharga Rp.175.000 per orang untuk dua hari satu malam dengan fasilitas tenda. Di atasnya, ada paket Youtefa untuk paket tur dan kemping selama dua hari satu malam seharga Rp.350.000. Fasilitasnya berupa satu set peralatan masak, tentu saja Anda mesti membawa bahan makanan sendiri.
Jika budget memungkinkan, Anda punya dua pilihan istimewa berikut. Paket Tobati seharga Rp.500.000, Anda diberi kesempatan kemping dua hari satu malam. Pengelola menyiapkan peralatan memasak dan bahan makanan, namun, Anda harus melayani melayani diri sendiri (self service).
Tidak bisa memasak? Jangan kuatir, Anda bisa memilih pelayanan penuh yang dicover dalam paket Injros View Star.
“Paket seharga Rp.600.000 ini sudah spesial, kita sudah menyediakan makanan, seperti ikan segar dan kepiting. Tergantung dari tamu, kalau mereka mau makan ikan, kita siapkan, mau kepiting, kalau ada, kita sediakan,” jelas Alex Hababuk, pengelola Injros View.
Ide membuka tempat wisata di Teluk Youtefa ini lahir setahun yang lalu, tepatnya pada Januari 2021. Awalnya, orang tua Alex yang menanam cemara di atas pulau pasir itu, dan diteruskan olehnya. Jadilah hutan cemara.
Alex kemudian menangkap peluang usaha yang bisa digarap dari pulau yang ia jaga itu. Ia dibantu anak istri dan sanak keluarga. Ia berharap, usaha ini mampu mengangkat perekonomian masyarakat setempat, terutama memperkenalkan kedua kampungnya: Enggros dan Tobati kepada masyarakat luas.
Sebelum memulai usahanya, Alex mengaku telah meminta restu dari para tokoh adat dan pemerintah Kota Jayapura.
Menurut Alex, lokasi Injros View dari sisi adat masuk dalam wilayah Tobati. Namun, secara administrasi pemerintahan, termasuk dalam wilayah kampung Enggros.
“Jadi ini wilayah adat Tobati, bukan atas nama pribadi saya, tapi atas nama wilayah adat,” tegasnya.
Selain menawarkan kesejukan alami, destinasi wisata anyar ini membuka jasa perjalanan ke hutan bakau (mangrove), berkeliling di sekitar venue dayung, pulau Ismock (pulau kuburan), dan area sekitar ring road Hamadi.
Lokasi Injros View juga tidak jauh dari permandian air tawar di sumur tua yang ada di kaki gunung Mer. Bagi yang hobby snorkeling bisa datang di sekitar bangkai kapal peninggalan Perang Dunia II.
Untuk menikmati perjalanan di atas, harga paket yang tersedia pun sangat ramah kantong dengan fasilitas yang lengkap. Seperti paket tur Numbay, di mana Anda cukup membayar Rp.125.000 per orang. Itu sudah termasuk speadboat, peralatan snorkeling&FIN, life ja cket, guide, crew/helper, plus suguhan nasi kotak.
Semua paket dari Injros View sudah termasuk fasilitas parkir kendaraan di dermaga pantai Ciberi. “Jadi, ketika mereka (tamu) parkir umum di situ (dermaga Ciberi), langsung pulang saja, nanti uang parkirannya saya yang bayar ke pengelola Ciberi,” ujar pria kelahiran 1983 ini.
Demi keamanan, Alex melarang pengunjung membawa minuman keras. Dan, sebagai tambahan, pemesanan paket hanya bisa dilakukan melalui media sosial (Facebook, Instagram dan WhatssApp).
“Kalau ada yang masuk tanpa pemesanan, mohon maaf, saya suruh pulang,” pungkasnya. (*)