SENTANI, FP.COM-Amelia Tukayo, Kepala sekolah SMP Satu Atap (Satap) Ayapo, Sentani, Kabupaten Jayapura menyebut, pembelajaran dalam jaringan di sekolahnya telah gagal. Hal itu dikatakan Amelia saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (07/03/2022).
Beberapa hal yang menjadi penyebabnya, sebut Amelia, seperti kkurangnya kerja sama dari orang tua siswa, kuota internet yang terbatas, ditambah lagi faktor ekonomi, di mana siswa belum semuanya memili gawai untuk mendukung pembelajaran online.
“Kami sudah mengirimkan tiga guru untuk ikut pelatihan proses pembelajaran daring, namun dalam penerapannya tidak bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Menyiasati hal itu, pihaknya mengganti system daring dengan modul. Itu pun kurang berhasil.
“Sekolah mengubahnya dengan memberikan modul (kepada siswa), namun tetap saja tidak maksimal,” lanjutnya.
Dari keterangan orang tua siswa, dengan pemberian modul, didapati, sebagain besar siswa justru enggan belajar dan memilih bermain.
Lewat diskusi dengan pihak Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan, diputuskan, SMP Satu Atap Ayapo akan menjalankan proses belajar tatap muka dengan konsekuensi pengunrangan jam belajar.
Selain belajar daring, Amelia juga mengakui, sekarang ini, salah satu masalah besar yang dihadapinya dan juga sebagain besar sekolah di pinggir danau Sentani adalah banyaknya guru yang mangkir dari tugas. “Rata-rata masalahnya sama yaitu memiliki guru yang tidak mencintai pekerjaannya. Pesan saya kepada kepala dinas, untuk penempatan guru, harusnya merata. Guru pemalas diletakkan saja di kota biar ia rajin dan guru yang baik letakkan di kampung-kampung agar ia bisa membangun sekolah bersaing dengan sekolah di kota,” tutupnya. Erens