ARSO, FP.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Keerom menyelenggarakan sosialisasi Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang dipusatkan di Aula kantor Bappelitbangda, Arso, Jumat (1/9).
Kegiatan ini ditujukan memberi pengetahuan dan pemahaman tentang kebencanaan, sekaligus menyiapkan agen tanggap bencana di tingkat masyarakat.
Ada 70 peserta yang mengikuti kegiatan yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh pemuda, adat, hingga tokoh perempuan.
Kepada awak Fokus Papua, ketua panitia, Rex Meles, mengatakan, kegiatan ini dikhususkan bagi masyarakat pada enam (6) kampung yang berada pada kawasan terdampak bencana.
“Kegiatan ini pesertanya dari kampung-kampung terdampak bencana. Kita tahu di Keerom ini potensi banjir memang ada, cuma kategorinya belum berbahaya. Tapi, kan bencana ini kita tidak tahu kapan terjadi, maka kami melaksanakan kegiatan ini sebagai bentuk mitigasi kesiapsiagaan,” ujar Meles.
Meles menjelaskan, nantinya para tokoh masyarakat ini akan tergabung di dalam sebuah kelompok yang disebut Pokmas Peduli Bencana.
“Masyarakat yang menjadi peserta ini nantinya menjadi tim relawan ketika ada tanggap bencana, kita koordinasi dengan mereka di kampung dan mereka ini jadi penghubung.”
Tak hanya itu menurut Meles penguatan terhadap kelompok masyarakat peduli bencana ini perlu mendapat dukungan melalui aras (tingkat-red) pemerintahan kampung. Hal tersebut agar memaksimalkan kesiapsiagaan secara terpadu.
“Pencegahan dan kesiapsiagaan itu kami rasa penting sekali karena bencana kan kita tidak bisa prediksi. Kami harap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah bila perlu ada pelatihan khusus untuk pembinaan kesiapsiagaan terhadap bencana di kabupaten Keerom,” tukas Meles.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Keerom Trisiswanda Indra yang hadir membuka kegiatan sosialisasi ini mengatakan, dengan letak geografis Kabupaten Keerom yang rawan terhadap ancaman bencana, perlu adanya pengorganisasian kesiapsiagaan bencana yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat dalam penanganan secara tepat dan memadai.
Menurut Sekda, edukasi kebencanaan berkelanjutan di daerah rawan bencana sangat penting. Di samping itu, budaya sadar kebencanaan juga harus dibangun, mulai dari individu hingga lingkungan masyarakat.
“Semoga, ke depan, proses penanggulangan bencana di Kabupaten Keerom dapat dilakukan secara terpadu, terkoordinasi dan tepat sasaran,” pungkas Sekda Trisiswanda. (*)