WAMENA,
FP.COM– Badan Pelayan
Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) memberikan laporan
pertanggungjawaban tahun 2019, dalam Raker IV tahun 2020
di Gereja Baptis Panorama Pikhe, Wamena,
Kamis (27/2/2020).
Ketua Umum BPP
PGBP, Pdt. Titus Yikwa, M.Th, di hadapan jemaat, para hamba Tuhan, ketua-ketua
departemen, ketua-ketua wilayah, merincikan
program-program maupun pelayanannya selama tahun
2019.
Realisasi program-program itu di antaranya, 17 Februari 2019, pengurus BPP bersama para intelektual Baptis Wilayah Jayapura-Keerom mengadakan pertemuan untuk menanggapi isu rekonsiliasi gereja yang berkembang di
mana-mana.
Tanggal 30 Maret 2019, Ketua Umum berkotbah di Wilayah Pirime dalam ibadah penutupan kegiatan doa dan puasa yang dikoordinir oleh tim Departemen PI di seluruh wilayah pedalaman. Tanggal 31 Maret 2019,
melaksanakan ibadah pelantikan panitia kongres yang dipimpin langsung Ketua Umum BPP-PGBP dan sambutan disampaikan Ketua I Pdt. Ronny
Wanimbo. Setelah ibadah, dilanjutkan dengan rapat perdana panitia kongres.
Tanggal 20 Juni 2019, Ketua Umum mengunjungi SD Baptis Panorama Pikhe, Wamena. Selanjutnya melihat langsung lokasi Baptis Center Wanima di Elagaima yang menerima siswa baru di Sekolah Alkitab Misi Baptis Nayak, sekaligus menyerahkan SK Pendirian Sekolah dan SK Pengangkatan Kepala Sekolah untuk memulai kegiatan belajar mengajar.
20 Juli 2019, mengadakan
pertemuan dengan Ketua Panitia Munas PBI VII di STT Baptis dalam rangka
persiapan Munas di Jayapura.
BPP juga peduli terhadap mahasiswa exodus
dari beberapa kota studi di Indonesia, imbas kasus rasisme di Surabaya terhadap
mahasiswa Papua. Tanggal 20 September, BPP mengunjungi mahasiswa di posko
asrama mahasiswa Lanny.
Tanggal 22
September, Ketua Umum dan Sekum mengadakan pertemuan dengan Pengurus Harian PBI
Pdt. Johni Mardisantosa di Tangerang, Banten, terkait mahasiswa eksodus
itu. Setelah itu dilanjutkan dengan
pertemuan bersama staf khusus Presiden, Lenis
Kogoya pada tanggal 23 September 2019.
Pendeta Titus
Yikwa juga bersyukur, Musyawarah Nasional (Munas) dapat terselenggara dengan
baik, PGBP dapat menjadi tuan rumah yang baik. Presiden Aliansi Baptis Sedunia Paul
Msiza pun dapat hadir
dalam Munas VII PBI di Jayapura dan meresmikan
Kantor PGBP, serta menyempatkan mengunjungi jemaat Baptis di Tiom, Lanny Jaya.
Dari Departemen PI dan Kependetaan, disebutkan, banyak wilayah yang belum terjangkau pelayanan, dan banyak wilayah yang membutuhkan hamba Tuhan.Persoalannya, tak banyak hamba Tuhan yang mau ditempatkan di pedalaman.
Menurut Sekretaris Umum BPP-PGBP Pdt. Stefanus Wenda, pengembangan gereja Baptis di wilayah Selatan Papua rata-rata sudah berjalan. Namun belum bisa menjangkau wilayah-wilayah yang terabaikan
di perbatasan karena terlalu banyak. Beberapa daerah di batas, katanya, yang sudah dapat dijangkau sekitar 1.500 jiwa. Jumlah ini tentu sangat luar biasa karena akhirnya bisa mengenal injil Yesus Kristus.
“Penginjilan sama dengan sumber daya manusia. Saat ini, yang minat pergi jadi penginjil tidak ada. Karena itu harus ada pengutusan resmi, didukung sampai pendewasaan iman, komitmen untuk daerah Baptis seperti apa. Kita perlu bikin gerakan untuk penginjilan, tetapi jangan lupa dengan pembiayaan, ini harus dipikirkan,” ungkap Pdt Stefanus.
Demikian pula STT Baptis Papua, selama 41 tahun
berdiri, masih banyak kendala yang dihadapi dalam pengembangan sarana prasarana
dan proses
belajar mengajar.
Ketua STT Baptis Papua, Pdt. Meson Yigibalom dalam laporannya, mengakui, dari sisi pembiayaan masih terkendala karena keterbatasan anggaran.
Kendati
demikian, STT Baptis terus melakukan penguatan, peningkatan kapasitas dan
kapabilitas. Strategi optimalisasi SDM di antaranya, mengangkat staf/pegawai
kependidikan dan dosen baru sesuai kabutuhan, keahlian dan bidang tugas.
Meningkatkan sistem administrasi yang rapi, tertata dan tertib, mematuhi buku pedoman
STTB, menjaga dan mengawasi
seluruh aset, perekrutan untuk studi lanjut S2
dari alumni STTB yang berprestasi akan terus menjadi prioritas, meningkatkan
alokasi dana penelitian bagi dosen.
Selain itu, STT Baptis Papua juga bekerja sama dengan pihak-pihak luar yang mendukung pengembangan kapasitas STT Baptis Papua ke depan. Masih dalah rapat kerja ini, sejumlah departemen lainnya juga memberikan laporan pertanggungjawaban program yang sudah dijalankan dan yang tidak berjalan, serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Di antaranya, Departeman Wanita Baptis, Departemen Pemuda Baptis, Departemen Kaum Bapak, Yapeltis, SMTK Tiom, Sekolah Alkitab Tinggipura, Sekolah Alkitab Danime, Departemen Pendidikan, serta laporan dari 22 wilayah di dalam PGBP. (Frida)