WAMBES, FP.COM – Raut wajah Piter Gusbager terlihat sumringah. Bupati Kabupaten Keerom itu begitu antusias menyambut kedatangan Presiden Jokowi di daerahnya. Kehadiran Presiden yang kedua kali di kawasan Food Estate Keerom ini bagi Gusbager merupakan sebuah bentuk komitmen pemerintah pusat terhadap proyek pangan Nasional itu. Dengan begitu, mimpi Gusbager untuk menjadikan Keerom sebagai lumbung jagung di kawasan Timur Indonesia sudah di depan mata.
“Kehadiran Pak Presiden hari ini dalam rangka meninjau dan memberikan motivasi kepada petani untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Keerom. Beliau datang tepatnya 107 hari sesuai dengan umur tanam tanaman jagung yang tadi dipanen oleh Pak Menteri Pertanian dan Petani,” ujar Gusbager.
Mendapat beberapa masukan dari peninjaun hasil panen oleh Kepala Negara, bagi Piter Gusbager, salah satu poin penting dari panen tersebut adalah sebagai tambahan motivasi keberhasilan program food estate untuk memenuhi kebutuhan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
“Perlu kita sadari dan kita harus memahami, di Papua kita bukan membangun pertanian yang sudah lebih maju seperti di pulau Jawa , Sumatera dan lain-lain yang petaninya sudah betul –betul memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Ini kita alihkan dari sawit ke jagung dalam volume yang besar. Ini sebuah investasi perlu intervensi, mekanisasi , intervensi ilmu pengetahuan dan teknik pertanian yang memadai, kalau kita mau tingkatkan produksi yang di panen,” ujar Gusbager
Sejak food estate dicanangkan pada Februari lalu, Gusbager telah berkomitmen bahwa program strategis tersebut harus berjalan sesuai target. Tidak tanggung-tanggung, dia mematok target 10 ribu hektar lahan, jauh di atas target pemerintah pusat yakni 3.000 hektar. Untuk tahun ini saja, Gusbager mengejar target panen 500 hektar untuk memenuhi kebutuhan jagung di Papua. Sementara, untuk tahun depan, ia mengancang-ancang land clearing 2.500 lahan demi melebarkan pemasaran jagung Keerom ke luar Papua.
“Keerom food estate pertama di Papua untuk komoditas jagung, kita tidak mimpi untuk 3 bulan ini tapi kita mimpi untuk 20-50 tahun ke depan kita mulai dari hal yang kecil.”
Sementara itu, diversifikasi dengan metode tumpang sari menurut Bupati Gusbager tengah didorong untuk diterapkan pada kawasan food estate, di kampung Wambes, distrik Mannem Kabupaten Keerom.
“Investasi jagung ini akan tumpang sari dengan jenis tanaman lain yang nanti disediakan oleh Kementerian Pertanian, ada pinang, kelapa jingga, mangga dan juga jenis-jenis lain yang nanti dikombinasikan di dalam jalur dan juga pematang dari jagung. Kita juga akan integrasikan dengan bioflok untuk perikanan air tawar,” tutupnya. (*)