Bupati Gusbager Dedikasikan Penghargaan dari Kemenkes kepada Nakes di Keerom

Bupati Keerom Piter Gusbager usai menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas dukungannya pada pelaksanaan Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILKP).

JAKARTA, FP.COM – Pekan terakhir di bulan kemerdekaan, Agustus 2023, membawa berkah tersendiri bagi Kabupaten Keerom, khususnya Bupati Piter Gusbager. Bagaimana tidak, tiga penghargaan diraih secara berturut-turut: tokoh pendorong ekonomi kerakyatan dan tokoh penggerak entrepreneur, keduanya dari Tempo Media Grup.

Yang teranyar, pada launching Nasional Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer dan Penguatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan, di Grand Ballroom JIEXPO Convention Center Jakarta, Kamis (31/8), Bupati Gusbager menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas dukungannya pada pelaksanaan Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILKP).

Read More
iklan

Selain Bupati Keerom, ada delapan kepala daerah lain yang menerima penghargaan serupa yakni Bupati Garut, Bupati Ogan Hilir, Bupati Banjar, Bupati Sumbawa Barat, Bupati Maros, Bupati Timor Tengah Selatan, Walikota Surabaya, dan Walikota Tual. Seluruh daerah tersebut merupakan lokasi khusus (lokus) pilot project pelaksanaan ILP, di mana dalam uji coba program, Kemenkes melihat angka cakupan kenaikan kunjungan ke setiap puskesmas.

Khusus Kabupaten Keerom, ada tiga puskesmas yang masuk dalam lokus yakni Puskesmas Arso III, Puskesmas Arso V, dan Puskesmas Arso IX. Cakupan tertinggi (75 persen) diperoleh dari Puskesmas Arso III, di mana setelah penerapkan ILP, periode Juli-Desember 2022, terjadi peningkatan pemeriksaan penyakit tidak menular pada usia produktif, dari 111 menjadi 190 orang.
Bupati Gusbager mengatakan, beberapa upaya telah dilakukan pihaknya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan seperti melakukan revitalisasi struktur, penataan tata kelola, baik leadership maupun manajemen.

“Kita sudah mendorong lewat peraturan bupati agar dana alokasi kampung (ADD) itu sudah mengakomodir insentif kader-kader posyandu, kader malaria. Juga kita berikan bantuan dan insentif agar mereka berperan untuk promotif dan preventif, baik itu penyakit menular dan penyakit lain agar manusia Keerom hidup sehat,” sambungnya.

Ia mendedikasikan penghargaan itu untuk seluruh tenaga kesehatan di daerahnya dengan harapan mereka bekerja lebih giat memastikan masyarakat Keerom mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

***


Sejatinya, konsep dari Integrasi Layanan Primer (ILP) ini bukanlah hal baru, melainkan merevitalisasi ide pendahulu-pendahulu bangsa Indonesia yang pada tahun 1969 mendirikan puskesmas dan posyandu (1986). Ada pula Deklarasi Alma Ata oleh 140 negara, termasuk Indonesia, di Kazakhstan (1978) dan semangat isu kesehatan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2015.

Kata Menkes Budi Gunadi Sadikin, kosep ILP adalah membangun masyarakat Indonesia yang sehat, dengan fokus utamanya di layanan primer seperti promotif dan preventif.
Konkritnya, merapikan struktur layanan primer yaitu puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu.

Budi mengatakan, jika awal hadirnya puskesmas bertujuan menjaga agar orang sehat, sehingga jika puskesmas dijadikan rumah sakit merupakan sebuah konsep yang kurang tepat.

Selain itu, dengan konsep ILP ini, pelayanan kesehatan khususnya di posyandu dilakukan untuk seluruh siklus, bukan hanya untuk ibu hamil dan balita, akan tetapi bisa juga melayani anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, sehingga semua siklus hidup memperoleh layanan dan akses kesehatan. Dengan ILP, setidaknya terjadi peningkatan kunjungan Ibu hamil, pemantauan tumbuh kembang anak, dan peningkatan pemeriksaan penyakit tidak menular pada usia produktif dan lansia.

Masih kata Menkes Gunadi, upaya perbaikan kesehatan ini menjadi penting tatkala bonus demografi berada di depan mata sebagai windows of opportunity menuju Indonesia maju. Hal itu akan terwujud jika dibarengi perbaikan derajat kesehatan masyarakat.

“Menuju 2035, kalau bangsa Indonesia gagal memanfaatkan windows of opportunity itu kita akan paling berdosa terhadap anak dan cucu kita karena mereka seumur hidup akan hidup di Negara middle income. Ini tinggal tujuh tahun lagi.”

“Kenapa kesehatan jadi penting karena orang yang produktif kalau nggak sehat nggak bisa kerja. Kesehatan itu memastikan taraf intelektual anak ketika dewasa, juga saat kita produktif tidak cuci darah 5 sampai 6 minggu sehari,” tambahnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *