SENTANI, FP.COM – Masih dalam rangkaian peringatan Women’s Day, World Wide Fund for Nature (WWF) Papua mengadakan aksi cigi (pungut) sampah di dermaga kampung Yahim, distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (9/3/24).
Untuk kegiatan ini, WWF menggandeng banyak pihak, seperti: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Jayapura, West Papua Feminist Forum, Pegadaian Sentani, komunitas Earth Hour Jayapura, Rumah Bakau, Papua Courses, TNI, dan pemuda gereja setempat.
Act Head of Forest and Wildlife Program for Papua, Wika Rumbiak kepada awak Fokus Papua menjelaskan kegiatan ini masih satu rangkaian dari International Women’s Day 2024 menuju kampanye hemat energi/Switch Off (Earth Hour) 23 Maret 2024. Sederet kegiatan yang digelar bertujuan menyebarluaskan informasi kepada publik tentang peran perempuan, terutama dalam proses adaptasi dan mitigasi perubahan Iklim.
“Perempuan adalah “mama” bagi tanah ini, serta merupakan “bank” ilmu pengetahuan dan kearifan lokal tanpa batas,” sebut Wika.
“Dalam bulan Maret ada beberapa kegiatan. Yang pertama hari International Women’s Day, kedua hari peduli sampah dan juga switch off. Nah, satu rangkaian kegiatan itu kemudian kita berkolaborasi dengan berbagai pihak. Kita mau kegiatan ramah lingkungan ini harus terus dilakukan rutin dengan kolaborasi. Apapun agendanya kayaknya baik kalau aksinya bersama. Hari ini kita disambut dengan sangat baik dengan banyak komunitas termasuk teman-teman media juga,” ujar Wika.
Baca Juga : Deretan Srikandi Papua jadi Pembicara dalam Diskusi Memperingati International Women’s Day 2024 https://fokuspapua.com/deretan-srikandi-papua-jadi-pembicara-dalam-diskusi-memperingati-international-womens-day-2024/
Pemilihan lokasi ini tak lepas dari status dermaga Yahim yang merupakan dermaga interkoneksi bagi beberapa kampung, selain pintu masuk ke destinasi ekowisata kampung Abar dan kampung Yoboi (tracking sagu).
“Sampah turun dari atas ke bawah, dari hulu ke hilir. Kalau kita lihat danau Sentani ini cantik, indah sekali dan merupakan salah satu spot wisata kebanggaan di Papua. Maka kita mulai dari tempat ini sebagai momentum bersama membersihkan daerah ekowisata, mudah-mudahan di tempat lain juga akan melakukan hal yang sama. Bagian ini juga merupakan edukasi untuk memastikan masyarakat jangan terlalu sering membuang sampah ke sungai dan bermuara sampai ke danau,” tambah Wika.
Sejumlah relawan seperti guru juga tampak mendukung kegiatan ini. Aksi memukau dipertunjukkan komunitas lingkungan, anggota TNI yang terjun hingga jarak 50 meter ke daerah perairan untuk mengangkat sampah yang mengapung di antara tanaman hidrofit.
Sampah- sampah yang terkumpul kemudian dipilah. Hasilnya, sampah botol plastik seberat 134 kilogram, sampah botol kaca 20 kilogram, sampah organik 19 kilogram, sampah plastik 16 kilogram dan sampah campuran 188 kilogram. Keseluruhan sampah seberat 377 kilogram ini kemudian diserahkan Bank Sampah di Sentani. (*)
1 comment