JAYAPURA, FP.COM – Sukses dengan Imbi Culinary Week (ICW) dalam dua season, event organizer Octow Entertainment kembali berkolaborasi dengan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam gelaran Baku Timba Fest, 10 hingga 19 Februari lalu. Kecuali tempat penyelenggaraan yang berada di halaman parkir Papua Trade Center(PTC) Entrop Jayapura, pada dasarnya Baku Timba Fest (BTF) yang dikemas tak jauh beda dengan ICW, namun dengan peserta lebih banyak yakni 50 UMKM.
“Kenapa “fest”? Karena ini kawasannya luas dan menghadirkan sekitar 50 UMKM, ini jumlah yang besar sehingga dapat dikategorikan semacam festival,” ujar bos Octow Entertainment Okto Worabay kepada Fokus Papua. Tentang pemilihan nama “baku timba” sendiri merupakan bentuk kearifan lokal, yang dalam bahasa sehari-hari dimaknai sebagai kebersamaan.
“Baku timba dalam bahasa sehari-hari kan sering kita ucapkan, kami ditimbakan makanan dari orangtua, saudara kami atau sebaliknya. Kami ke siapa saja, jadi kami usung nama ini karena filosofinya sangat luas dan sarat makna.”
Ledakan pengunjung pada event ini dapat terbaca dari data yang disajikan penyelenggara. Menurut Okto, hingga hari kesembilan, omzet penjualan telah mencapai 1,2 miliar rupiah. Dari bocoran yang didapat oleh Fokus Papua, ada satu tenant yang omzetnya mencapai 100 juta rupiah.
“Kami mengakumulasikan penjualan sampai hari ke- 9 kemarin (Sabtu-red) itu kita mencapai 1,2 milyar, itu dari pembelanjaan dalam kawasan ini,” ungkap Okto.
Yanti Mozendy, peserta BTF, mengapresiasi event ini dan berharap pemerintah dapat memberikan dukungan pada event serupa di waktu yang akan datang kepada para pelaku UMKM kuliner.
“Event ini sangat bagus menginspirasi kitong UMKM, sangat membantu penjualan kami dan kami harapkan pemerintah bisa ambil andil dalam pagelaran seperti begini.”
Yanti juga mengapresiasi Octow Entertainment yang menurutnya sukses sebagai penyelenggara, walaupun secara mandiri.
“Salut sama Kaka Okto,” kata Yanti.
Lain lagi dengan Sinthia, owner Tahu-Bakso Incezz. Ia mengaku bangga menjadi bagian dari BTF. Ia juga berterima kasih kepada Octow Entertainment yang telah membantu eksistensi usahanya yang sempat jatuh akibat bencana gempa bumi beberapa waktu lalu.
“Pihak penyelenggara sangat membantu kami karena usaha kami ada di pusat perbelanjaan sepi, tapi dengan konsep outdoor ini, antusiasme masyarakat begitu luar biasa,” ujar Sinthia.
Jajanan tahu-bakso Sinthia menghadirkan empat varian rasa dengan kemasan unik berupa besek (keranjang) yang terbuat dari anyaman bambu. Rupanya besek ini turut menjadi daya tarik pengunjung, terutama ibu-ibu. Besek ini, katanya, bisa digunakan sebagai wadah bumbu dapur.
Sementara itu, usai menutup festival, malam kemarin, Okto Worabay menyebut pihaknya akan kembali secara maraton menggelar BTF Season 2, sebelum Ramadan.
“Setelah kita break di tanggal 19, kita akan start lagi di tanggal 3 Maret, kita estafet sampai 19 Maret, sebelum masuk bulan puasa.”
Di kesempatan yang sama, ia kembali mengharapkan pentingnya keterlibatan pemerintah dalam mendukung kegiatan yang digagas oleh timnya tersebut dan mengajak para pelaku UMKM untuk mempersiapkan diri pada season II selanjutnya.
“Tidak ada diskriminasi, mau orang pendatang atau orang asli Papua, silakan mendaftar kepada kami. Tinggal follow instagram dan facebook kami dan langsung bisa dapat informasi untuk pendaftaran,” sambungnya.
Untuk Imbi Culinary Week (ICW) yang rencana semula digelar bergiliran di tiap distrik, kata Okto, dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti lokasi, peserta, dan pasar, hal itu agak sulit direalisasikan, walaupun tidak menutup kemungkinan sama sekali. (*)