Dinkes Canangkan Imunisasi IPV2

Pencanangan yang ditandai dengan pemberian Imunisasi kepada Bayi berusia 9 bulan.

JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencanangkan Imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine dosis kedua atau IPV2, Rabu (12/7/2023). IPV dosis kedua diberikan pada usia 9 bulan bersamaan dengan imunisasi Campak-Rubela.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Robby Kayame memastikan jika pemberian dua atau lebih jenis imunisasi ini aman. Bahkan, pengenalan imunisasi IPV2 telah mulai dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten pada tahun 2022.

Read More
iklan

“Pada tahun ini, pelaksanaan pemberian IPV2 ini akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Papua. Imunisasi IPV2 bisa didapatkan di Puskesmas atau posyandu terdekat secara gratis. Imunisasi ini sangat bermanfaat. Jadi, jangan takut dan jangan tunda,” kata Robby.

Ia menambahkan, semua anak harus diimunisasi atau minimal 90 persen, sebab jika hanya sedikit anak-anak yang diimunisasi, anak yang tidak diimunisasi akan menularkan polio ke anak lainnya. Kalau terjadi penularan maka akan terjadi mutasi virus polio dan kasus akan semakin banyak.

“Jadi pencanangan IPV2 ini tidak hanya bertujuan untuk melengkapi seluruh rangkaian dosis imunisasi polio yang diperlukan, tetapi juga diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya penguatan program imunisasi nasional secara menyeluruh,” ucapnya.

Lanjut dia, Dinas Kesehatan Provinsi Papua saat ini sudah menyiapkan seluruh vaksin yang dibutuhkan. Di samping itu, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan yang ada di Papua untuk kesiapan pelaksanaannya.

“Mempertahankan status eradikasi polio Indonesia adalah tantangan besar dalam rangka mewujudkan dunia bebas polio. Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai target global yang salah satunya adalah eradikasi polio di dunia pada tahun 2026,” katanya.

Sementara itu, Kasie Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Elianus Tabuni mengungkapkan, pencanganan imunisasi IPV2 ini menyusul adanya temuan kasus Polio di Indonesia setelah 2014 dinyatakan bebas polio.

“Indonesia telah dinyatakan bebas polio (Eradikasi Polio) pada tahun 2014 bersama dengan negara-negara anggota WHO di regional Asia Tenggara. Akan tetapi, 5 tahun kemudian muncul di Papua, lalu Aceh dan Jawa Barat.

Dia juga memastikan seluruh logistik berupa vaksin polio, jarum suntik ADS dan lainnya sudah siap. Saat ini, pihaknya tengah menunggu permintaan logistik dari kabupaten/kota.

“Kami tunggu permintaan sesuai aplikasi SMILE sehingga pada saat mereka input permintaan, kami akan segera konfirmasi lalu distribusikan ke daerah,” ujarnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *