JAYAPURA, FP.COM – Dinas Kesehatan Provinsi Papua bersiap untuk segala kemungkinan yang terjadi memasuki masa relaksasi yang dibarengi dengan pembukaan akses transportasi udara (penerbangan), laut, darat, dan kelonggaran waktu beraktivitas secara terbatas dan bertahap,
Kemungkinan yang dimaksud adalah adanya serangan gelombang kedua dari virus Covid-19. “Secara mental, kita sudah siap jika ada gelombang kedua,” aku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Robby Kayame.
Untuk itu, pihaknya terus memantau segala persiapan di semua rumah sakit yang ada di Papua.
“Banyak yang mengkuatirkan, gelombang kedua ini lebih parah, namun, kami memastikan, semua persiapan menuju ke sana sudah direncanakan, termasuk sumber daya manusia (SDM) dan rumah sakit yang ada,” kata Dokter Kayame saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/6/2020).
Menurut Dokter Kayame, selayaknya, keyakinan ini tak berlebihan mengingat semua pihak terkait telah belajar dan punya deretan pengalaman tentang cara penanganan dan penanggulangan virus asal Wuhan ini sejak ditemukan di Papua.
Di samping itu, menurutnya, bukan hanya pihak petugas, tetapi masyarakat juga harus disiapkan. Caranya, sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan akan terus digencarkan.
“Kami himbau kepada masyarakat untuk tetap melakukan social & pyshical distancing, selalu gunakan masker, dan rajin mencuci tangan. Kalau kita disiplin mematuhi aturan dan protokol kesehatan, berapa kali gelombang pun kita tidak takut, karena masyarakat sudah disiplin dan aman,” harapnya.
Hingga hari ini, di Papua, dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, tercatat 1.456 pasien positif, 806 dalam perawatan, 634 sembuh, dan 16 dinyatakan meninggal dunia.
Angka yang tergolong besar ini justru disyukuri Dokter Kayame. Dengan begitu, katanya, maka semakin mudah bagi petugas kesehatan melakukan penanganan dan pemantauan (tracing) terhadap pasien yang positif.
“Bagi kami, dengan bertambahnya pasien positif justru semakin mudah untuk mendeteksi dan memutus penyebarannya. Begitu ditetapkan positif, langsung ditangani dan kita rawat di rumah sakit,” tutupnya. (Ray)