SENTANI,FP.COM – Dalam memperingati Earth Hour melalui kampanye yang dikenal dengan Switch Off yang merupakan global seremoni ini turut dirayakan oleh sebuah komunitas peduli lingkungan dan konservasi di Kota/Kabupaten Jayapura yang bernama Earth Hour Jayapura.
Kampanye Switch Off Earth Hour telah berlangsung hampir diseluruh negara termasuk Indonesia tak terkecuali Papua. Ketua panitia switch Off 2024 Evita Victoria dalam keterangannya kepada awak Fokus Papua mengatakan saat ini tercatat sebanyak 180 Negara dan lebih dari 7000 kota di seluruh dunia telah menyatakan komitmen mereka untuk mendukung Earth Hour, sehingga gerakan ini menjadi sebuah gerakan global terbesar di dunia.
Sejak tahun 2017, Earth Hour Jayapura (EHJayapura) berkomitmen untuk terus berpartisipasi dalam Kampanye Switch Off dan mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari perubahan. Switch Off Earth Hour Jayapura 2024 dan Mengenang Banjir Bandang 2019 diselenggarakan tanggal 23 Maret kemarin didukung oleh yayasan WWF Indonesia – Program Papua, Pemerintah Daerah, komunitas-komunitas muda, masyarakat adat, tokoh adat dan instansi terkait yang memiliki keprihatinan dan kepedulian bersama.
“Jayapura telah berpartisipasi dalam Earth Hour sejak tahun 2017 dengan kegiatan Switch Off sebagai bentuk perayaan Earth Hour yang pertama kali di Bumi Cendrawasih, mengambil tempat pada lokasi Ekowisata Rhepang Muaif, Nimbokrang. 2018 di Jalan Imbi kota Jayapura, 2019 di Gedung Otonom Jayapura, 2020 secara virtual di rumah masing-masing, 2021 di Kabupaten Jayapura bersama Sunni Garden Hotel Lake & Resort Sentani dengan tema SPEAK UP FOR GRIME (Bicara untuk Grime), 2022 di Kantor WWF, 2023 di taman imbi dan di tahun 2024 ini Earth Hour kembali melakukan perayaan switch off di Kantor Yayasan WWF Indonesia Program Papua dengan tema “Selamatkan Danau Sentani dari Sampah Plastik”, tulis Evita dalam keterangannya yang diterima redaksi Fokus Papua, Sabtu (23/3).
Bentuk dari kegiatan Switch Off 2024 :” Selamatkan Danau Sentani dari Sampah Plastik” diharapkan dapat meningkatkan peran serta partisipasi generasi muda menjadi bagian dari agent of change green lifestyle (gaya hidup ramah lingkungan-red) dalam upaya penyelamatan tersebut.
“Kelompok pemuda, bakal champion pemuda, seluruh masyarakat berpartisipasi dan menjadikan kampanye #1jamuntukbumi sebagai gaya hidup kedua Kelompok pemuda, bakal champion pemuda, berpartisipasi dan berperan dalam mengangkat isu penyelamatan Danau Sentani dari Sampah Plastik,” harap Evita.
Pihak WWF Papua melalui Project Leader Program Voices for Just Climate Action (VCA) di Papua Zacharias Inaury mengatakan seremonial Switch Off ini menjadi penting kala aksi penyelamatan itu dimulai dari peran serta generasi muda menjaga lingkungan utamanya danau Sentani. Hal itu lantaran polusi sampah plastik berdampak signifikan terhadap perubahan iklim.
“Langkah tercepat menyelesaikan isu lingkungan mari teman-teman muda menjadikan ini satu kebiasaan hidup. Sampah plastik itu memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap perubahan iklim. Sampah plastik itu lama baru bisa terurai. Plastik jika terkena sinar matahari menghasilkan etilena dan propilena yang berasal dari bahan bakar fosil dan ini menjadi satu-satunya zat yang memberi pengaruh terhadap pemanasan global,” ujar Inaury.
Dalam konteks penyelamatan danau Sentani dari limbah plastik pihak WWF Papua menurutnya akan terus mendukung data terkait perubahan iklim bersama Pemerintah serta menggalang keterlibatan banyak pihak menjadi bagian dari aksi penyelamatan lingkungan hidup.
Sementara itu kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura Abdul Rahman Basri yang turut menghadiri kegiatan ini mengapresiasi peran anak muda dalam serangkaian kegiatan sejak awal maret lalu melalui aksi cigi sampah didermaga Yahim dan penanaman sagu di dusun sagu Sereh. Semua upaya ini menurutnya turut membantu Pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan.
“Begitu pentingnya kita menjaga lingkungan,atas nama pemerintah daerah kami mengapresiasi semua pihak terutama peran anak muda. Adik-adik muda merupakan harapan bangsa untuk keberlanjutan pembangunan di masa yang akan datang. (*)