JAYAPURA, FP.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pertumbuhan ekonomi Papua selama triwulan I-2021 mengalami kontraksi minus 0,43 persen dibandingkan triwulan IV tahun 2020.
Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana Helena Robaha mengatakan, kontraksi ekonomi Papua pada triwulan ini disebabkan karena sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan
“Dari 17 lapangan usaha, 13 yang mengalami kontraksi. Tiga Lapangan usaha dengan kontraksi terdalam antara lain administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib -10,56 persen, Konstruksi -9,77 persen dan Jasa Pendidikan -9,21 persen,” jelas Adriana melalui Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis pada 5 Mei 2021.
Adriana menyebut, kontraksi tersebut terjadi karena aktivitas ekonomi pada triwulan I-2021 lebih kecil dibandingkan triwulan IV-2020 yang merupakan periode akhir tahun.
“Adanya perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru berdampak pada besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi pada triwulan IV-2020,” jelasnya.
Adapun 4 lapangan usaha yang masih merespon perekonomian dengan tumbuh positif pada triwulan I tahun 2021 antara lain pertambangan dan penggalian 7,57 persen, industri pengolahan 2,99 persen, pengadaan listrik dan gas 2,62 persen dan real estate 0,05 persen.
“Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan terbesar pada triwulan ini karena adanya peningkatan produksi emas dan tembaga PT Freeport Indonesia jika dibandingkan dengan triwulan IV-2020,” kata Adriana. (FPKontr1)