WORKWANA, FP.COM – Dalam beberapa hari ke depan, Kampung Workwana di Distrik Arso, Keerom, akan terlihat lebih ramai dari biasanya. Pasalnya, kampung itu tengah kedatangan kurang lebih empat ribuan peserta Youth Camp GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia) Provinsi Papua tahun 2023. Peserta sebanyak itu berasal dari 14 kabupaten/kota, terdiri atas pemuda, remaja, mahasiswa dan anak para hamba Tuhan.
Kegiatan bertajuk dynamites generation ini dijadwalkan berlangsung dari 27 Juni – 30 Juni 2023. Pembukaan kegiatan, Selasa (27/06) diisi dengan ibadah yang dipimpin Pendeta Vicky Dacosta. Dacosta dalam khotbahnya mengingatkan para peserta untuk tetap merendahkan diri seperti ajaran Yesus Kristus.
“Tetaplah rendah hati, melihat Yesus, dalam keberhasilan apapun yang kita bisa lakukan. Apapun otoritas itu diberikan dalam strata kedudukan baik di gereja, masyarakat, karena Tuhan mengangkat engkau belajar untuk rendah hati melihat Yesus yang selalu dipermuliakan atas segala-galanya,” serunya.
Usai ibadah, dilakukan penabuhan tifa bersama oleh Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia, Bupati Keerom dan Majelis Daerah GPdI Provinsi Papua sebagai tanda resmi dimulainya seluruh rangkaian kegiatan.
Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI, Pendeta Amsal Jowey mengatakan, youth camp ini sebagai momentum kebangkitan pemuda sebagai generasi emas yang dapat diandalkan dan dapat menjadi kebanggaan gereja dan bangsa.
“Mari kita perkokoh komitmen dan persatuan untuk menjadi pilar pembangunan gereja dan bangsa,” ujar Pendeta Amsal.
Dia menerangkan, di era digital sekarang, yang menjadi tantangan terbesar generasi muda adalah bagaimana media sosial dimanfaatkan sebagai medium untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran moderat, bukan justru digunakan untuk menyebarkan pemikiran radikal.
Lagi, menurut Amsal, era revolusi industri membawa perubahan yang sangat cepat dan fundamental. Akses internet yang mudah mengakibatkan masuknya nilai-nilai baru tanpa terkendalikan. Generasi milenial menjadi kelompok yang potensial namun juga paling rentan. Tindakan intoleransi menjadi tantangan bersama, di mana bangsa diperhadapkan dengan radikalisme, terorisme, munculnya ideologi baru yang tidak sesuai dengan undang-UUD 45 dan Pancasila.
“Ciptakan kerukunan, kedamaian sesama anak bangsa. Di atas pundak pemuda ada tanggung jawab besar sebagai pemegang tongkat estafet pembangunan bangsa dan gereja. Gereja memegang peranan penting dalam membangun moral anak-anak Kristen. Jadilah pribadi yang mampu menghargai perbedaan sebagai anugerah Tuhan bagi kita sekalian,” tambahnya. (*)