JAYAPURA, FP.COM – Liga Champions Eropa musim 2019/2020 bakal ditutup dengan duel antara Paris Saint-Germain kontra Bayern Munchen di Estadio da Luz, Lisboa, Portugal, pada Senin dini hari (24/8).
Pertandingan di laga pamungkas ini bukanlah pertemuan pertama kali Les Parisiens, julukan PSG, menghadapi Munchen. Sebelumnya, kedua tim telah bertemu sebanyak delapan kali dalam ajang yang sama.
Pertemuan terakhir kedua klub ini terjadi pada fase grup Liga Champions musim kompetisi 2017/2018. Dalam laga kandang-tandang fase grup tersebut, baik Bayern dan PSG sama-sama saling mengalahkan.
Namun berdasarkan hasil keseluruhan dari delapan kali pertemuan, Die Rotten (julukan Bayern) harus mengakui keunggulan seterunya itu. Pasalnya dari delapan pertemuan itu, Bayern hanya tiga kali meraih kemenangan, sementara PSG mengemas lima kali kemenangan.
Pertemuan PSG dan Bayern acap kali diwarnai hujan gol. Total 23 gol telah tercipta dari delapan pertemuan itu, di mana PSG unggul selisih satu gol dengan 12 kali memasukan dan 11 kali kemasukan. Meski begitu, skor terbesar yang pernah tercipta justru memihak Bayern kala menghempaskan PSG dengan skor 5-1 di Allianz Arena pada edisi Liga Champions tahun 1997/1998. Ketika itu, Munchen yang banyak diperkuat pemain-pemain kelas satu seperti Oliver Kahn, Bixente Lizarazu, Lothar Mattheus, dan Dietmar Hamann tampil perkasa atas PSG yang bermaterikan kualitas pemain jauh di bawah sang lawan. Kelima gol Bayern tersebut dicetak masing-masing melalui kaki Giovane Elber (2 gol), Carsten Jancker (2 gol) dan satu gol dari Thomas Helmer. Sementara gol semata wayang PSG dicetak oleh Marco Simone.
Menilik jumlah kemenangan dan gol yang pernah tercipta antarkeduanya, PSG sedikit diuntungkan dibanding Bayern. Namun, kali ini pertemuan keduanya akan sangat berbeda karena berlaga di partai puncak kompetisi klub-klub terbaik di Benua Biru.
Nah, PSG boleh saja unggul head to head, tetapi bicara prestasi di ajang ini, Munchen boleh menepuk dada. Maklum, prestasi keduanya ibarat bumi dan langit. Sudah lima kali jawara Jerman ini mengangkat piala si kuping besar, sementara PSG baru saja mencapai final pertamanya sepanjang sejarah.
Sulit untuk memprediksi siapa yang akan tampil sebagai kampiun tahun ini mengingat rekam jejak keduanya sejak fase grup sangat mencengangkan. Terakhir, keduanya melenggang ke final secara meyakinkan dengan mengganyang lawan dengan skor identik, 3-0. Dari sisi materi pemain, keduanya juga punya komposisi dan kedalaman skuat yang setara. Pemenang akan lebih ditentukan strategi dua pelatih Hansi Flick dan kompatriotnya, Thomas Tuchel. Ray