Freeport Indonesia Berbagi Praktik Baik Upaya Menjaga Keanekaragaman Hayati di Papua

VP Environmental PTFI Gesang Setyadi memberikan pemaparan penemuan spesies Anjing baru “Singing Dog” di talkshow dan diskusi dengan tema “Peran Serta Swasta dalam Konservasi Hidupan Liar di Indonesia” di acara Pekan Keanekaragaman Hayati Indonesia 2024/Istimewa

JAKARTA, FP.COM – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan Pekan Keanekaragaman Hayati Indonesia 2024 dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta. Berlangsung selama tiga hari (15–17 Mei), kegiatan ini bersamaan dengan World Species Congress 2024 IUCN—The World Conservation Union dengan tema internasional keanekaragaman hayati dan keamanan air tawar, air, lautan dan pesisir. IUCN atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam sendiri adalah sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam.

Read More
iklan

Dalam talkshow yang digelar Rabu, 15 Mei, PT Freeport Indonesia (PTFI) mengambil bagian berbagi praktik baik menjaga keanekaragaman hayati.

“Sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di lokasi dengan mega biodiversity PTFI bertanggung jawab memberikan kontribusi terhadap keanekaragaman hayati yang ada di Papua. Ini menjadi salah satu policy kami,” kata VP Environmental PTFI Gesang Setyadi.

Gesang menambahkan, salah satu kunci keberhasilan PTFI dalam menjaga keanekaragaman hayati di Papua adalah kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua, lembaga swadaya masyarakat bidang konservasi, dan pemerintah daerah propinsi maupun kabupaten.

“Kami tidak bisa berjalan sendiri, BBKSDA tidak bisa berjalan sendiri, tapi kalau kita bisa bekerja bersama-sama tentunya kita bisa mencapai hasil yang lebih maksimal,” ujarnya.

Bentuk kolaborasi dengan BBKSDA Papua yang telah dilakukan seperti melepasliarkan satwa endemic Papua hasil penyitaan, di mana satwa dibawa ke kandang transit milik PTFI di Timika sebelum dilepas ke alam liar. Data terakhir menunjukkan, PTFI telah melepasliarkan 56.650 kura-kura moncong babi, 25 mamalia, 124 reptil, dan 578 burung.

Kontribusi lainnya adalah membantu penemuan spesies baru yang belum dideskripsikan secara ilmiah sebelumnya. Antara lain: penemuan 50 serangga baru, 21 spesies kepiting baru, dua spesies ikan, satu spesies katak, satu spesies kadal serta 29 tumbuhan spesies baru. PTFI juga secara rutin menerbitkan buku biodiversity yang membahas kupu- kupu, kepiting, burung dan lainnya. Total sebanyak 12 seri buku telah diterbitkan hingga saat ini.

“Kami juga bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada dalam melakukan penelitian New Guinea Singing Dog, yang merupakan salah satu anjing tertua di dunia, yang ditemukan di kawasan pertambangan Grasberg,” tutup Gesang. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *