Gelar Syukuran Paskah, Aloysius Giyai: Peristiwa Kebangkitan sebagai Momentum Pembaharuan Hidup

Keluarga dokter Aloysius Giay dan keluarga Yohanes Douw saat memberikan kesaksian pada perayaan pesta kebangkitan dan kemenangan Tuhan Yesus bertempat di kompleks PGSD Padang Bulan( Senin 10/4/23)

JAYAPURA, FP.COM – Memperingati Hari Paskah 2023, dua tokoh dari Papua Tengah, Aloysius Giay dan Yohanes Douw mengadakan acara syukuran di kompleks PGSD Padang Bulan, Senin (10/4/23).

Ibadah syukur yang kental dengan budaya suku Mee itu dipimpin Pastor John Bunay. Para undangan terdiri dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, pelajar, masyarakat umum dan lainnya.

Read More
iklan


Mengutip kitab Injil Matius 28:1-7, dalam khotbahnya, Pastor John Bunay mengingatkan tiga hal dalam momentum kebangkitan Tuhan Yesus yaitu: mengisi hari-hari hidup dengan firman, pujian dan penyembahan serta memperbesar terang Tuhan dengan menjadi saksi kebaikan dan kebenaran-Nya.
“Yesus sungguh bangkit, Yesus sungguh hidup! Kehidupannya cuma ada di dalam kitab suci, berdoa dan naikkan pujian bagi Dia, hiduplah dalam pujian, sebab Tuhan telah bangkit dan menampakan diri berulang kali. Ini peristiwa yang luar biasa, manusia bangkit dan hidup dan menjadi jalan keselamatan dan hidup,” seru Pastor Bunay.


Di sela-sela acara, Aloysius Giyai tampil untuk menyampaikan kesaksian imannya, perihal lika liku perjalanan hidupnya. Bagi mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini, Paskah ini jadi momentum mempersembahkan yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan.

Dengan pendekatan budaya, ia membuat sebuah analogi kebiasaan di sukunya (Mee) tentang bagaimana ketika seorang kepala suku (Tonowi) meninggal dunia, masyarakatnya mengorbankan ratusan ekor babi.

“Kalau Tuhan yang pikul salib lalu bangkit, seharusnya lebih dari itu, kita harus pesta. Kebangkitan itu jaminan (keselamatan-red) untuk kita semua,” ujar pria yang tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya ini.

Dokter Aloysius Giay didampingi Istri saat memberikan keterangan pers.

Tentu saja yang dimaksud Dokter Alo, sapaannya, bukanlah soal besar kecilnya persembahan materi seperti babi, namun dalam bentuk ungkapan syukur dalam perayaan untuk pembaharuan hidup.
“Saat ini dunia, Indonesia dan Papua, Kota Jayapura dan kehidupan keluarga pada hari ini dalam keadaan kurang stabil, ekonomi susah, masalah di mana-mana, tapi ada harapan besar yang dibuat oleh Tuhan,” jelasnya.

“Momentum kematian dan kebangkitan Kristus membawa sukacita dan pesan damai bagi tempat di mana manusia berpijak. Lewat Paskah kali ini harus ada kebangkitan, pembaharuan dalam kehidupan kita umat manusia terutama di atas Tanah Papua ini, di atas Kota Port Numbay tercinta. Juga didalam kehidupan masing-masing keluarga kita,” pungkasnya. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *