ARSO, FP.COM – Kunjungan kerja (Kunker) Bupati Keerom Piter Gusbager ke Distrik Skanto kembali berlanjut pada Senin (7/8/23). Di sana, ia mengawali kegiatannya dengan memanen padi bersama Kelompok Tani Karya Makmur di Kampung Intaimelyan Arso IX.
Panen ditandai dengan “ngarit padi” (memotong batang padi dengan pisau arit) sebelum dilanjutkan dengan menggunakan mesin combine. Piter Gusbager bahkan tampak mahir mengendarai dan mengoperasikan alat panen modern itu.
Ada tiga varietas padi yang ditanam Kelompok Tani Karya Makmur di areal persawahan seluas delapan hektar itu, yaitu IR Nutri Zinc, Mapan P- 05, dan Ngaos mawar.
“Hari ini kita memanen tiga varietas dan kelompok tani di sini sudah kita bina sejak satu tahun lalu, termasuk Pemda Keerom lakukan pipanisasi untuk saluran air masuk ke dalam sawah ini,” kata Gusbager.
Diakui Bupati Gusbager, ia punya perhatian lebih ke sektor pertanian. Ia menginginkan sektor ini semakin kuat sehingga Keerom identik dengan komoditas pertanian. Dalam jangka panjang, ia bahkan punya cita-cita yang sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo: menjadikan Keerom sebagai lumpung pangan di Papua, bahkan untuk Indonesia. Untuk misinya itu, ia punya modal yang cukup: lahan yang luas dan subur dan 60 persen warganya bermata pencaharian sebagai petani.
“Itu semua menjadi kekuatan ketahanan pangan suatu daerah, sehingga Keerom benar-benar menjadi lumbung pangan di Provinsi Papua yang bisa membantu kelangkaan pangan dan bencana kelaparan dalam situasi seperti saat ini, di mana El Nino terjadi di mana-mana,” ujarnya.
Bagi Gusbager, pangan merupakan isu nasional dan global yang paling mengemuka dewasa ini. Ini pula yang menjadi dorongan motivasi baginya dalam mengintervensi dan membenahi sektor pertanian daerahnya.
“Isu pertanian adalah isu nasional. Ketahanan pangan itu menjadi isu nasional. Bencana kelaparan ada di depan mata, itu sebabnya mengapa lahan-lahan ini harus kita manfaatkan. Petani harus kita kuatkan,” ujar Gusbager.
“Satu masalah yang penting itu bagaimana menyiapkan lahan, petani dengan tenaga sendiri tidak mungkin. Mekanisasi adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari kalau kita bicara produktivitas. Kita naikkan produksi maka kita butuh alat,” tutupnya. (*)