JAYAPURA, FP.COM – Berkiprah sejak era kompetisi Perserikatan, puncak ketenaran Persipura Jayapura barulah dimulai di kancah Liga Indonesia.
Merengkuh gelar juara liga perdananya di tahun 2005 di bawah asuhan Rahmad Darmawan, seakan menjadi penanda kebangkitan raksasa ujung timur Nusantara ini dari tidur panjangnya.
Setelah memastikan satu bintang di dada, pasang surut memang mewarnai perjalanan Mutiara Hitam selanjutnya. Namun, Persipura tetaplah Persipura, tim yang kadung punya nama besar, selalu ditempatkan sebagai unggulan, musim demi musim.
Lima belas tahun berlalu, Persipura Jayapura telah merebut empat gelar juara liga, Divisi Utama 2005, ISL 2009, ISL 2011, dan ISL 2013, terbanyak dari klub manapun.
Tapi, banyaknya tropi liga bukan satu-satunya ukuran untuk mengukuhkan hegemoni klub ini di kancah persepakbolaan Indonesia. Ada sejumlah catatan menarik lainnya. Fokus Papua merangkumnya berikut ini.
Klub dengan gelar terbanyak
Selain empat gelar juara liga, Persipura Jayapura pernah tampil sebagai kampiun di sejumlah ajang. Community Shield 2009, Piala Keraton 2009, Inter Island Cup 2011, SCTV Cup 2011, dan Torabika Soccer Championship 2016.
Sayangnya, ada dua turnamen bergengsi yang selalu luput dari pelukan Mutiara Hitam, Piala Presiden dan Copa Indonesia. Ironisnya, Persipura tercatat telah tiga kali menembus final Copa Indonesia.
Di masa lampau, tahun 1976, Mutiara Hitam pernah sekali merebut gelar juara turnamen bertajuk Soeharto Cup III. Gelar itu dipastikan setelah menghempaskan Persija Jakarta 4-3 lewat gol Nico Pattipene, Jacobus Mobilala, Pieter Attiamuna dan Timo Kapisa.
37 partai tanpa kekalahan
Semusim paska gagal menikung Arema Indonesia di pekan-pekan terakhir Indonesia Super League (ISL) musim kompetisi 2009/2010, Persipura langsung tancap gas dari pekan awal ISL 2010/2011.
Berbekal trend positif sejak kali terakhir menelan pil pahit oleh Arema FC, musim sebelumnya, 9 Desember 2009, selanjutnya, Boaz dkk tampil impresif dalam rangka kampanye titel ketiganya dengan mencatatkan 37 kali pertandingan tanpa kekalahan.
Sayangnya, pada 6 Februari 2011, rekor itu harus kandas. Uniknya, lagi-lagi Arema yang jadi biang kerok kekalahan. Sang juara bertahan mengganyang Persipura 1-0 di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Hingga kini, tak ada klub yang bisa mendekati rekor ini. Terakhir, musim lalu, Tira Persikabo yang tampil sebagai tim kejutan hanya bisa bertahan hingga pekan ke 12.
Klub paling produktif dalam semusim
Catatan mentereng lain juga ditorehkan Persipura ketika menjadi kampiun Indonesia Super League musim 2012/2013. Kala itu, keperkasaan Persipura memang sukar ditandingi oleh klub mana pun.
Total dari 34 pertandingan, anak asuh Jacksen F Tiago berhasil mendulang 82 poin. Jumlah poin itu dilengkapi dengan koleksi 82 gol. Di musim itu, Persipura tampil sebagai yang terbaik dari hasil 25 kali kemenangan, tujuh (7) hasil imbang serta hanya dua (2) kali menelan hasil minor.
Jumlah poin dan gol tersebut menjadikan Persipura sebagai klub paling produktif dalam semusim sepanjang sejarah sepak bola Indonesia era modern.
Rekor tersebut disempurnakan oleh sang kapten sekaligus striker andalan mereka, Boaz Solossa, yang merebut sepatu emas (top scorer) dengan torehan 25 gol.
Dengan mengacu pada statistik di atas, klaim sebagai klub tersukses di tanah air tak berlebihan disematkan kepada Persipura Jayapura. (Ray)