TIOM, FP.COM – Pelaksana tugas (plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Lanny Jaya Leteren Yigibalom dan rombongan mengalami sebuah insiden tak mengenakkan berupa pelemparan, pengancaman, hingga pemalangan di distrik Makki, Senin 4 Mei 2020.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh Fokus Papua dari Kepala Bagian Humas Kabupaten Lanny Jaya, Simon Sembor, kejadian itu berawal ketika Leteren dan rombongan turun ke distrik Makki untuk membagikan dana program Lanny Jaya Mandiri dari program Mandiri Cerdas dan Sehat (MCS) tahun anggaran 2019 yang sebesar Rp4 juta per kepala keluarga.
Di Makki, di lokasi penyerahan, Leteren yang ditemani Kerenda Kogoya (Asisten II), Apius Yigibalom (Asisten III), dan beberapa staf Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Lanny Jaya ternyata tidak menemui masyarakat penerima bantuan. Di sana hanya ada Kepala Distrik Makki Ronny Wenda dan delapan orang kepala kampung.
Usai mendengarkan petunjuk teknis dan arahan bupati tentang penerima manfaat dana tersebut dari Leteren, situasi mulai memanas.
Kepala distrik, aparat kampung yang didukung intelektual setempat menyatakan penolakan atas petunjuk teknis dan arahan bupati seperti yang disampaikan Leteren. Mereka menginginkan, dana tersebut harus diterima oleh kepala kampung yang selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat kampung. Terjadi perdebatan sengit.
Dalam situasi yang kian memanas, tiba-tiba saja, masyarakat kampung telah memenuhi lokasi tersebut.
Bahkan, ada beberapa oknum masyarakat mulai melempari kendaraan yang dipakai tim dengan tanah liat. Ada pula yang kemudian mencabut tiang kayu pagar dan melakukan pengancaman.
Tak berhenti di situ, aparat kampung bersama masyarakat melakukan pemalangan jalan keluar distrik dan memaksa Leteren menyerahkan dana tersebut kepada kepala kampung.
Dalam tekanan, Leteren Yigibalom kemudian meminta waktu berkomunikasi dengan Bupati Kabupaten Lanny Jaya, namun tak diizinkan. Para kepala kampung tetap ngotot pada tuntutannya.
Kepala Distrik Makki Ronny Wenda juga meminta hal yang sama, ia berharap, pihaknya dan para kepala kampung dipercayakan sebagai perpanjangan tangan pemerintah kabupaten.
Merasa terancam dan tak punya pilihan, Leteren Yigibalom akhirnya angkat tangan. Ia kemudian menyerahkan dana tersebut kepada para kepala kampung.
Setelah pembagian dana, palang jalan kemudian dibuka, sehingga rombongan bisa keluar dari Makki dan langsung menuju ke Tiom, ibu kota kabupaten Lanny Jaya melalui distrik Awina.
Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom sangat menyesalkan insiden tersebut. Ia menegaskan, semua aparat kampung dan distrik harus mengikuti aturan dan petunjuk teknis dan juga arahannya.
“Bantuan langsung tunai dari program MCS Lanny Jaya Mandiri itu harus diterima langsung oleh kepala keluarga. Ini tidak boleh terulang lagi ke depan,” tegas Bupati Befa.
Befa Yigibalom juga meminta, sebelum turun ke distrik membagi dana program, tim harus berkoordinasi dengan aparat keamanan agar mendapat pengawalan. JP/Humas Lanny Jaya
Apakah Sebelum pembagian dana pserna ada sosialisasi kepada masyarakat, Terkait mekanisme pembagian atau tida….,jika perna di umumkan saja maka hal yg wajar saja terjadi seperti di distrik Makki.
Syalom. Slmt Mlm Kaka, ini bukan kewenangan kami untuk menjawab,dan tdk sempat dijelaskan oleh pemkab Lanny Jaya dalam rilisnya. Tetapi biasanya, sebuah kebijakan/program sebelum dilaksanakan didahului dengan sosialisasi melibatkan pemangku kepentingan, termasuk petunjuk teknisnya. Terima kasih sdh berkunjung ke situs kami.
Oyah, sama sama waa