Jake Fest 2023: Kolaborasi antara Seni, Budaya, dan Pertanian

Tari Kreasi dari sanggar Aceko saat perform pada Pembuka Jake Fest 2023

SKANTO, FP.COM – Ratusan warga berbondong-bondong mendatangi lapangan kampung Wiantre Arso 5 Skanto, untuk mengikuti kegiatan Jake Fest 2023 yang difasilitasi , Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Dana Indonesiana, serta didukung oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom.

Diawali dengan pertunjukan tari kreasi Papua oleh grup Aceko, festival perdana di Keerom ini dibuka oleh Bupati Piter Gusbager pada Minggu (10/9/2023).

Read More
iklan
Bupati Keerom Piter Gusbager menandai Pembukaan festival dengan memukul Gong

Sejatinya, festival ini merupakan sebuah pentas budaya namun dengan tema pertanian, khususnya jagung. Itu sebab, sejumlah tarian dan kesenian, baik tradisional maupun modern dapat disaksikan di sini. Misalnya saja Sanggar Seni Jaranan Banyuwangi, inisiator festival, yang mempertunjukkan tarian jaranan buto, jaranan putri, atraksi macanan, tarian jaranan buto gabungan buto Keerom, tari garuda dan gandrung cilik, tari pegon putri, tari wonderful Indonesia dan sebagainya. Ada pula alat musik tradisional gamelan Banyuwangi yang terdiri dari kluncing (triangle), kendhang, kethuk, dan kempul (gong) yang mengiringi alunan suara sinden.

Sariyono, ketua Sanggar Sekar Tanjung mengatakan, perpaduan budaya dan pertanian ini diangkat sebagai apresiasi atas dua kali kedatangan Presiden Jokowi di Keerom dan mendorong program Food Estate. Event ini diharapkan jadi pemantik bagi 60 persen penduduk Keerom yang menggantungkan hidupnya pada pertanian.

“Saya mengutip apa yang disampaikan bapak bupati di saat panen jagung perdana yaitu: karena jagung, presiden Jokowi datang ke Keerom bahkan sampai dua kali. Oleh karena itu, waktu saya mengajukan proposal, saya juga mengambil tema jagung, berharap proposal saya lolos, dan alhamdulilah proposal kami lolos. Se-Indonesia sebanyak 19 proposal yang lolos, termasuk Sanggar Sekar Tanjung,” ujar Sariyono.

Selain itu, menurut Sariyono, Festival Jagung dan Pentas Budaya ini sekaligus menyambut penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejawi di Keerom tahun depan.

“Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Keerom, dalam hal ini bapak bupati berserta ibu. Kita juga disupport penuh oleh pemerintah daerah dalam hal ini kami bisa menyiapkan stand untuk pameran peralatan jagung yang sudah kita lihat bersama dan juga bisa menyiapkan stand UMKM.”


“Awalnya kita mau buat dalam skala biasa saja, tapi alhamdullilah, beliau (bupati-red) mensupport penuh kegiatan ini, ternyata sebelum saya sampaikan sudah dijawab oleh Bapak Bupati bahwa semua produk UMKM jagung akan dipamerkan di saat pesparawi 2024. Sungguh luar biasa,” ujar Sariyono.

Bupati Keerom Piter Gusbager pada kesempatan itu mengapresiasi Sanggar SekarTanjung dan seluruh masyarakat di distrik Skanto. Menurut Bupati, kreativitas akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi, apalagi dengan mendorong sektor perekonomian yang digerakkan oleh industri kreatif melalui kebudayaan.

“Saya melihat, dari kegiatan ini ada sebuah inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh panitia. Perpaduan antara karya seni dan produk pertanian. Ini harus kita dorong dan dukung bersama-sama. Uang bisa datang karena kreativitas, ide dan gagasan. Hari ini ide dan gagasan yang dijual. Tanpa ide dan gagasan kita tidak dapat berbuat apa-apa. Atau singkat kata, ide dan gagasan yang melahirkan inspirasi dan inspirasi itu yang membuat dunia ini berputar,” bebernya.

Ia berharap, event semacam ini bisa digelar di waktu-waktu mendatang dan melibatkan lebih banyak sanggar seni. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *