Kabupaten Keerom Gelar Jambore Kader Malaria untuk Pertama Kali

Bupati Keerom Piter Gusbager saat meninjau stand pameran inovasi kader dalam penanganan malaria.

ARSO, FP.COM – Jambore Kader UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kader JMD (Juru Malaria Desa) Malaria di Kabupaten Keerom terlaksana selama tiga hari (19-21 Juni 2023) di Gedung Pramuka dan Lapangan Sepak Bola Swakarsa.
Dibuka oleh Wakil Bupati Wahfir Kosasi pada 19 Juni, kegiatan ini diikuti oleh 229 kader dan 43 pendamping dari 5 distrik, yakni Arso, Arso Barat, Skanto, Mannem dan Arso Timur. Jambore ini terselenggara atas kerja sama SSR (Sub Sub Recipient) Dekenat Keerom 1 dan 2, SR (Sub Recipient) SR PWK Jayapura 1 dan Principle Recipient (PR) PERDHAKI (Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia) program malaria GF ATM-PPM.

Ketua panitia jambore, Riduan Saragih menyebut dari kegiatan kader malaria ini diharapkan dapat mempercepat aksi dan komitmen bersama semua pihak utamanya para kader menuju eliminasi malaria 2025 di Keerom.
“Kegiatan berlangsung mulai hari kedua di mana ada perlombaan pentas kader bertemakan malaria, kita pusatkan di lapangan Swakarsa lalu dilanjutkan dengan cerdas cermat yang kami laksanakan di gedung Pramuka. Untuk hari ketiga kami pusatkan di lapangan Swakarsa yang diawali dari pagi kami melakukan aksi nyata membersihkan lingkungan di 3 tempat: RS Kwaingga, Masjid Al Amin Swakarsa dan Gereja GKI Bahtera Swakarsa.”
“Puncaknya, sore ini, pameran dari 15 kelompok kader,” ujar Riduan kepada awak media Rabu (21/6/23)

Read More
iklan

Riduan melanjutkan, pameran menampilkan sejumlah inovasi kader dalam penanganan malaria. “Dalam stand pameran ini terdapat jenis tanaman pengusir nyamuk seperti serai merah dan bunga lavender serta inovasi kader yang telah dilakukan di lapangan.”

Sementara, Kepala SR PWK Jayapura 1 Hardus Desa mengatakan, jambore kali ini sedikit berbeda dengan kegiatan PERDHAKI lainnya. Sebagai juru malaria di desa, para kader diasah keterampilannya dalam melakukan pelayanan di tengah-tengah masyarakat.

“Sebagai ujung tombak, mereka inilah yang menentukan, maka tiga aspek menjadi penting yaitu pengetahuan, skill (menyuntik, mengambil darah, memberi obat), yang berikut adalah semangat dan komitmen. Pameran para kader hari ini menunjukkan apa saja yang mereka kerjakan di kampung-kampung maka dari stand-stand bisa lihat berbeda-beda. Tapi itulah potret penanganan Malaria di kampung-kampung,” kata Hardus. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *