Kabupaten Keerom jadi Pilot Project Integrasi Layanan Primer di Papua

Foto kiri ke kanan : Irene Sirait (Chief Representative PATH Indonesia), Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dokter Elvieda Sariwati, Trisiswanda Indra (Sekda Keerom) dan dr. Faustina Helena Burdam (Kadis Kesehatan Keerom)

ARSO, FP.COM – Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dokter Elvieda Sariwati melakukan lawatan pertamanya ke Negeri Tapal Batas, julukan Kabupaten Keerom, guna melihat dan mendengar secara langsung kesiapan daerah itu menjadi pilot project program transformasi layanan primer. Dokter Elvieda menyebut, Keerom termasuk daerah yang beruntung karena terpilih menjadi pilot project bagi 8 kabupaten/kota di Provinsi Papua untuk menjadi lokasi khusus (lokus) pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP).

“Ini dipilih bukan sembarang pilih oleh teman-teman PATH dan Dirjen. Kita ada dua lokasi, satu wilayah timur (Papua) dan kemudian di wilayah barat (Jawa Timur). Semoga nanti dua pilot area ini menjadi gambaran untuk memperluas pelayanan kesehatan kita,” ujar Elvieda.

Read More
iklan
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dokter Elvieda Sariwati

Transformasi layanan kesehatan primer menurutnya harus mendapat perhatian khusus serta investasi kesehatan yang besar, dengan fokus kepada promotif dan preventif.

Upaya perbaikan kesehatan ini menjadi penting tatkala bonus demografi berada di depan mata sebagai windows of opportunity menuju Indonesia maju. Hal itu akan terwujud jika dibarengi perbaikan derajat kesehatan masyarakat.

“Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan kesehatan, jadi walaupun kita ditargetkan 2045 jadi negara maju (Indonesia Emas) namun ada beberapa hal antara lain angka kematian ibu walaupun ada penurunan tapi masih pekerjaan rumah, angka kematian bayi, angka prevalensi stunting kita juga masih menjadi tantangan 21,6 persen data SSGI 2022. Pada remaja itu angka anemia pada remaja putri cukup tinggi, 32 persen. Kemudian prevalensi berat badan dan obesitas 16 persen pada remaja usia 13- 15 tahun dan 13,5 persen pada remaja usia 16-18 tahun. Untuk usia dewasa dan lansia kita masih menghadapi 4 penyakit besar utama: jantung, pembuluh darah, stroke dan gagal ginjal,” rinci Elvieda.

Baca Juga : Bupati Gusbager Tekankan Pentingnya Kolaborasi dan Kesadaran dalam Upaya Pengentasan Malaria https://fokuspapua.com/bupati-gusbager-tekankan-pentingnya-kolaborasi-dan-kesadaran-dalam-upaya-pengentasan-malaria/

Pihaknya berharap, dengan konsep ILP ini, pelayanan kesehatan, khususnya di posyandu dilakukan untuk seluruh siklus, bukan hanya untuk ibu hamil dan balita, akan tetapi bisa juga melayani anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, sehingga semua siklus hidup memperoleh layanan dan akses kesehatan. Mengingat integrasi pelayanan kesehatan primer sendiri merupakan bagian dari transformasi layanan primer yang berfokus pada tiga hal, yaitu siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat kampung dan RT/RW.

Elvieda pun mengajak pemerintah daerah terus melakukan penguatan peran kader.

“Karena salah satu yang pegang peranan penting adalah kader sebagai garda terdepan,” sebutnya.

Menanggapi hal itu Bupati Keerom dalam arahannya yang disampaikan Sekretaris Daerah Trisiswanda Indra menyebut Pemkab Keerom terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Transformasi layanan primer, khususnya di Puskesmas, menjadi fokus utama pemkab dalam memastikan setiap individu mendapatkan layanan yang layak dan komprehensif. Berbagai upaya telah dilakukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Keerom, seperti revitalisasi struktur, penataan tata kelola, mendorong lewat peraturan bupati agar dana alokasi dana kampung dapat mengakomodir insentif kader kesehatan sehingga dapat berperan untuk promotif dan preventif. Dengan begitu, kehidupan masyarakat Keerom menjadi lebih sehat. Begitupun pentingnya penguatan Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai perpanjangan dari Puskesmas dengan Integrasi Layanan Primer.

“Kami akan terus memberikan dukungan penuh untuk memperkuat peran keduanya dalam mencapai tujuan bersama kita. Tidak kalah pentingnya adalah dukungan terhadap penguatan kader kesehatan. Kami memandang kader kesehatan sebagai tulang punggung dalam menjalankan sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi. Oleh karena itu, kami mengajak pemerintah distrik dan pemerintah kampung untuk memberikan komitmen berupa dukungan finansial yang memadai bagi bagi pengembangan kader kesehatan,” ujar Trisiswanda.

Terakhir, dalam arahannya, bupati mengimbau seluruh tim penggerak PKK dari semua aras untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan PKK dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *