JAYAPURA, FP.COM – Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengungkap jika kasus malaria di ibukota Provinsi Papua ini masih tinggi. Hal ini disampaikan di hadapan ratusan kader malaria dalam penutupan kegiatan penyegaran kader malaria dan TB se-Kota Jayapura di pantai Hamadi.
“Kader merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat. Meskipun insentif yang diterima para kader tidak sebanding dengan kerja mereka, namun mereka senantiasa bekerja dengan hati,” katanya.
Sri menyebut, selain mengevaluasi kinerja para kader, kegiatan penyegaran kader juga sekaligus menjadi ajang untuk bertukar pendapat.
“Ini imun bagi para kader, dan yang terpenting dari kegiatan ini adalah apa yang menjadi kendala di lapangan yang belum terselesaikan, itu kita mau selesaikan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, selama ini pelayanan dari para kader malaria di Kota Jayapura sangat baik dan membantu.
“Meski terjadi beberapa kendala seperti masalah obat yang tidak bisa diberikan langsung oleh para kader harus di bawah pengawasan dokter, namun kinerja mereka sudah sangat baik.”
Dia bilang akan terus memberi support kepada para kader malaria sekaligus memantau kinerja mereka.
“Saya bangga dengan para kader sehingga saya juga terus memantau bagaimana effortnya, apakah sudah optimal, tren kasus malaria apakah turun atau malah sebaliknya,” paparnya.
Kasus malaria di Kota Jayapura di tahun 2024 hingga bulan Mei 2024 sebesar 13 ribu kasus.
“Berarti ini kasusnya belum turun karena jika dikalikan dua kasarnya begitu (sampai Desember) kasusnya masih tinggi.
“Untuk tahun 2023 hingga Desember, malaria sebanyak 35 ribu kasus.” Ia pun berharap hingga bulan Desember 2024 angkanya masih di 30 ribuan.
Kepada 245 kader yang ada di Kota Jayapura, Sri menaruh asa untuk berjuang menurunkan angka malaria tadi. (Eng)