KEEROM, FP.COM – Pabrik ubi jalar milik Pemerintah Provinsi Papua yang berada di Kampung Arsopura, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, hingga kini belum beroperasi, bahkan tidak terawat. Padahal, pembangunan pabrik tersebut dimulai sejak 2008, terhitung dari proses pelepasan tanah, dilanjutkan pembangunan gedung di 2017, pemasangan pagar dan jalan masuk pada tahun 2019. Sedangkan mesin-mesin yang ada merupakan bantuan dari Kementerian Perindustrian RI pada Tahun 2010.
Pada Maret 2020, DPR Papua dan Disperindag Papua serta DPRD Keerom telah meninjau pabrik tersebut, namun belum ada tindak lanjutan.
Lain halnya dengan Ridwan Rumasukun, usai mengunjungi pabrik tersebut, Pejabat Bupati Keerom tersebutlangsung mengutarakan minatnya untuk memanfaatkan aset yang berada di atas area seluas 10 hektar tersebut. Ia menyayangkan mesin pengolahan ubi jalar yang menganggur, padahal nilai ekonomisnya sangat tinggi.
“Diharapkan aset ini bisa dipinjam pakai oleh masyarakat Keerom, di mana produksi singkong melimpah sehingga bisa dialihfungsikan. Bila nanti betatas telah siap maka silakan digunakan, tapi intinya bagaimana agar ini aset dapat dimanfaatkan demi kepentingan masyarakat,” ujar Ridwan (1/11/2020).
Ridwan meminta koperasi petani yang ingin memanfaatkan aset tersebut segera menyurat kepada Pemprov Papua, DPRP, dan akan dilengkapi dengan surat dukungan dari pemerintah Kabupaten Keerom.
Ketua DPRD Keerom Bambang Wijianto sangat mendukung keinginan bupati itu. Ia mengatakan, saat ini masyarakat di kawasan Arso 4 dan 12 tengah giat menanam jagung dan singkong sehingga bila aset itu bisa dipinjamkan maka produktifitas petani bisa ditingkatkan.
Ia menjelaskan, potensi singkong saat ini sedikitnya 50 hektar di setiap kampung, dan hampir setiap kampung punya kebun singkong, dan panen melimpah karena cuaca yang mendukung.
“Kami berharap ini bisa digunakan dan difungsikan sesuai peruntukannya atau di-review ulang peruntukannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Saat ini produksi singkong kita melimpah, dan jika pabrik ini dimanfaatkan, dapat memenuhi kebutuhan tepung kita di Papua,” jelasnya. FPKontr3