Kementan Perkenalkan Teknologi Biosaka kepada Para Petani di Keerom

Kelompok Tani Kedelai Kabupaten Keerom saat mempraktekan pembuatan Biosaka.

KEEROM, FP.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Aneka Kacang dan Umbi-umbian (AKABI) Ditjen Tanaman Pangan bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI menggelar bimbingan teknis (Bimtek) bagi ratusan petani di Kabupaten Keerom.


Bimtek bertajuk pengendalian hama dan penyakit tanaman kedelai dan jagung melalui aplikasi Biosaka itu berlangsung dua hari, 6-7 Maret 2023, di Arso Grande Hotel. Tercatat ada 130 petani kedelai dan 65 petani jagung yang mengikuti kegiatan ini.

Read More
iklan
Sosialisasi Materi yang berlangsung

Biosaka sendiri merupakan sebuah teknologi yang sedang dikembangkan dalam dua tahun terakhir. Keunggulan teknologi ini atas sifatnya yang ramah lingkungan, biaya murah, menurunkan biaya pupuk hingga 50 persen sehingga menghemat biaya produksi.

”Jadi Biosaka itu bukan pupuk tapi dia sebagai elisitor atau trigger untuk tanaman itu tumbuh subur manfaatnya juga bisa mengurangi hama secara alami karena bahan-bahannya itu secara organik dari rumput-rumput sekitar di lahan,” jelas Kholid dari Direktorat AKABI.

“Perlakuannya juga masih manual menggunakan tangan, diremas, nanti airnya yang senyawanya sudah seragam disemprotkan ke padi, jagung dan kedelai,” sambungnya.

Masih menurut Kholid, sistem ini telah diaplikasikan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dan terbukti produksi para petani jagung, padi dan kedelai meningkat drastis.

“Sudah dua tahun kami kembangkan dan secara penelitian sudah lama,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Keerom menyambut baik kegiatan tersebut. Mewakili bupati, Wakil Bupati Wahfir Kosasih dalam sambutannya mengatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.

“Pembangunan pertanian berkelanjutan dilakukan melalui pengelolaan seluruh sumber daya baik, sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM), teknologi serta kelembagaan. Permasalahan SDM pertanian yaitu kurangnya pengetahuan dalam membangun sektor pertanian, kurangnya informasi inovasi teknologi dan kegiatan hari ini sebagai wujud gerakan pembangunan SDM pertanian,” ujar Kosasih.

Lebih lanjut Wahfir Kosasih menyebut Pemerintah Kabupaten Keerom mendukung ketahanan pangan nasional dan bertekad mewujudkan Keerom sebagai lumbung jagung nasional.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa beberapa bulan lalu Pemerintah Kabupaten Keerom bersama Dirjen SDA telah melakukan penanaman perdana jagung seluas 3.000 hektar dari 10.000 hektar lahan yang disiapkan dan ini merupakan komitmen pemerintah. Apalagi masyarakat keerom 60 persen adalah petani dan Keerom saat ini masuk dalam fokus APBN untuk kegiatan food estate jagung yang mencapai 145 miliar rupiah.”

Ia pun berharap kegiatan Bimtek ini dapat memberikan pemahaman penerapan GAP (Good Agricultural Practices) yaitu budidaya yang baik, benar dan tepat guna maupun tepat lokasi serta mengharapkan adanya transfer knowledge teknologi tepat guna pada komoditas tanaman pangan. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *