WAMBES, FP. COM – Sebagai bentuk kepedulian terhadap para petani, Pemerintah Kabupaten Keerom meluncurkan sebuah program baru bernama PITER OKE, akronim dari Perlindungan Tenaga Kerja Rentan Orang Keerom. Program ini merupakan kolaborasi pemda dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada petani. Di program ini pula, masyarakat hendak di didik tentang pentingnya memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan.
Secara simbolis program tersebut diluncurkan oleh Bupati Kabupaten Keerom Piter Gusbager pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Keerom ke 20 pada Rabu lalu (12/4/23) di Kampung Wambes.
Menurut Bupati Gusbager, terobosan Pemkab Keerom ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) nomor 4 tahun 2022 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem serta Instruksi Presiden nomor 2 tahun 2021 tentang optimalisasi pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan. Kepesertaannya tak melulu petani, tetapi juga para penyuluh dan pendamping pertanian.
Apresiasi kemudian diberikan oleh pihak BPJS dan mengklaim Keerom sebagai daerah yang pertama mengeksekusi Inpres tersebut di Provinsi Papua.
“Satu-satunya bupati yang tangkap program ini pertama kali kami MoU (memorandum of understanding) dengan Pemda Keerom. Mudah-mudahan upaya Pemerintah Keerom untuk pengentasan kemiskinan ekstrem ini bisa membantu masyarakat rentan miskin jika menghadapi risiko sosial,” ujar Haryanjas Pasang Kamase Kepala BPJS Ketenagakerjaan Provinsi Papua.
Dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi petani dan kelompok rentan di Keerom ini nantinya akan mendapatkan perlindungan dari risiko kecelakaan kerja dan kematian. Selain itu program jaminan sosial bagi petani ini juga disebut akan bermanfaat bagi petani itu sendiri maupun bagi anggota keluarga atau ahli waris berupa santunan dan beasiswa.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan secara simbolis kepada ahli waris dari keluarga Kasradi Martono yang merupakan aparat kampung di Keerom.
“Ada bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah sebesar 42 juta rupiah kalau meninggal dunia, kemudian ada beasiswa. Salah satu aparatur desa di sini itu anaknya mendapatkan beasiswa untuk dua anak.”
“Santunan kematian keluarga Kasradi Martono mendapatkan tabungan Rp4.900.000 kemudian pensiunan Rp3.900.000, santunan kematian dari pemerintah Rp42.000.000 serta santunan beasiswa dari pemerintah untuk dua orang anak 154 juta, totalnya 205 juta rupiah,” rinci Haryanjas.
Di tempat yang sama, Bupati Piter Gusbager mengatakan, pihaknya akan memastikan daerahnya bergerak maju setara dengan daerah lain dengan jalan mendukung pengentasan kemiskinan.
“Persoalan mendasar untuk Keerom hari ini adalah ekonomi, di dalamnya itu ada kemiskinan. Maka mari kita bekerja keras untuk menekan angka kemiskinan ekstrem. Setahun ini kita sudah tekan hampir satu persen, dan kita akan tekan terus. Kita pastikan bahwa Keerom ini harus bergerak cepat, harus lebih cepat agar bisa sama dengan daerah lain,” pungkas Piter Gusbager. (*)