Kesulitan Biaya, Panti Kanaan Jaya Menanti Uluran Tangan

Imanuel Serpara, pengelola Panti Kanaan jaya

JAYAPURA, FP.COM – Banjir bandang yang meluluhlantakkan Sentani dan sekitarnya pada Maret 2019 masih menyisakan trauma bagi penghuni Panti Asuhan Kanaan Jaya di Kertosari, Kabupaten Jayapura. Bukan semata gedung sekolah mereka yang rusak dan hingga kini belum rampung direnovasi, bencana di malam naas itu juga telah melenyapkan sumber pembiayaan panti yakni pemandian alam dan kebun pembibitan.

Read More
iklan

Mereka kini hanya bergantung dengan kebun yang dibuka baru, sekira 200 meter dari lokasi panti. Kebun itu ditanami sayuran dan juga cabe. Ada pula pembiakan bibit tanaman jangka panjang seperti durian, kelengkeng, alpukat, pinang, dan rambutan. Semua varietas terbaik. Hasilnya dijual untuk kebutuhan operasional panti.

“Dari pemerintah kabupaten kasih 20 juta pertahun,” ungkap Imanuel Serpara kepada Fokus Papua yang bertandang akhir Februari lalu.

Menurut Imanuel, jumlah anak asuhnya sekarang ini sebanyak 31 anak, termasuk 11 di antaranya anak para sukarelawan. Sisanya mayoritas eksodus dari daerah konflik seperti Ilaga, Gome, Tingginambut, Yahukimo Timur, dan Kiwirok.

“Empat anak sedang dalam perjalanan ke sini, dari Lanny Jaya. Sudah ada di Lereh,” lanjutnya.

Biaya yang dibutuhkan panti ini sebulan kurang lebih 10 juta rupiah. Itu di luar honor sukarelawan dan biaya listrik. Sementara, sekolah yang mereka kelola yaitu taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan SMTK (Sekolah Menengah Teologi Kristen) justru digratiskan.

“Pernah kasih tarif, tapi tak ada yang bayar,” aku mantan staf ahli di Komisi XI DPR RI ini.

Para penghuni panti sedang menggarapa kebun baru mereka

Harapan Imanuel Serpara sempat membuncah sewaktu Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal berkunjung, namun kemudian pupus setelah Klemen berpulang.

Imanuel sekarang ini hanya bisa pasrah, namun ia tetap berkomitmen untuk melanjutkan amanat ibundanya, Lidia Serpara, sang pendiri panti yang meninggal pada Desember 2019.

“Waktu ibu sekarat, dia mau saya harus pulang ke sini. Cuma tunggu saya datang dan pengakuan saya untuk melanjutkan semua ini. Begitu saya peluk dan saya mengaku, langsung Ibu tutup mata,” pungkas putra bungsu  pejuang Pepera Jonas Salmon Serpara ini. (*) 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *