WAMBES, FP.COM – Bupati Piter Gusbager menegaskan, Keerom merupakan bagian penting dari Tanah Papua. Dari sisi geografis, Keerom sebagai penyangga wilayah utara, selatan dan pegunungan tengah Papua dalam hal mobilisasi manusia, barang maupun jasa.
“Kalau Keerom terus terisolasi maka Papua tidak akan maju, infrastruktur Keerom masih terus bermasalah maka wilayah belakang (selatan dan pegunungan-red) akan tetap bermasalah sampai hari ini. Kalau Keerom dibuka maka wilayah belakang (Boven Digoel, Pegunungan Bintang, Yalimo, Yahukimo, Jayawijaya) akan terbuka, arus pergerakan orang dan barang akan mudah masuk dan juga arus pelayanan jasa akan masuk, bergerak secara merata dan cepat,” ujar Gusbager (Rabu,12/4/23) di Wambes.
Dengan tegas pula ia menampik isu negeri tapal batas tersebut sebagai wilayah pergerakan kelompok separatis. “Keerom tidak ada lagi separatis, tidak ada lagi OPM (Organisasi Papua Merdeka-red) di Keerom. Semua orang di Keerom ingin membangun daerahnya. Jadi, wilayah lain, kabupaten lain, jangan mengklaim bahwa Keerom adalah negerinya para “mantan”. Tidak ada itu! Semua warga Keerom ber-KTP Indonesia dan memiliki hak yang sama sebagai warga Negara Indonesia,” tegasnya.
Penegasan ini bagi Gusbager penting demi meyakinkan pemerintah pusat dalam upaya percepatan pembangunan di daerahnya.
“Cukup sudah Keerom menjadi wilayah pergolakan sejak tahun 60/70an. Sampai hari ini orang Keerom tidak bisa sama dengan orang lain karena jadi korban politik bertahun-tahun. Stop memainkan isu dan mengorbankan daerah yang besar ini. Orang asli Keerom mau maju sama seperti saudara-saudara yang lain. Saya inginkan anak asli Keerom besok banyak menjadi dokter, anggota polisi, TNI, ASN, saya ingin anak-anak Keerom sama dengan anak-anak di daerah lain. Mereka punya mimpi. Mereka yang akan mewarisi tampuk kepemimpinan ini,” pungkasnya. (*)