SENTANI,FP.COM – Momen bersejarah bagi Kabupaten Jayapura, sebuah acara kelas kepribadian dan tata rias yang dihadiri langsung oleh pemilik Viva Kosmetik, Yusuf Wiharto, sukses terselenggara pada 23 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi erat antara WWF Indonesia, TP-PKK Kabupaten Jayapura, dan Viva Kosmetik.
Yusuf Wiharto, yang datang langsung dari Surabaya, menjelaskan bahwa Kolaborasi antara WWF Indonesia, TP-PKK Kabupaten Jayapura, dan Viva Kosmetik ini tidak hanya memberikan manfaat praktis bagi ibu-ibu, tetapi juga menunjukkan bagaimana Viva Kosmetik tetap relevan dan dicintai selama 63 tahun.
Sebagai kosmetik tertua di Indonesia, Viva Kosmetik telah membuktikan eksistensinya dengan terus berinovasi dan memenuhi kebutuhan kecantikan wanita Indonesia dari generasi ke generasi. Yusuf Wiharto, menjelaskan bahwa rahasia keberhasilan mereka terletak pada komitmen terhadap filosofi Murah, Mudah, dan Mutu.
“Kami bangga bisa mendukung acara ini. Ini adalah bukti bahwa produk kami, yang 100 persen dibuat oleh anak bangsa, selalu mengutamakan kualitas tanpa mengesampingkan keterjangkauan dan kemudahan akses,” ujar Wiharto. Kehadirannya di Jayapura menjadi penguat slogan “Viva Kosmetik, Made in Indonesia,” yang mencerminkan dedikasi mereka terhadap wanita-wanita Indonesia.
Ketua TP-PKK Kabupaten Jayapura, Ny. Dewi Sartika Wonda, menyampaikan esensi dari kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya perempuan untuk didukung dalam mengenal diri mereka sendiri, salah satunya melalui kelas kepribadian.
“Perempuan itu harus didukung, dimulai dengan mengenal dirinya secara baik. Kegiatan seperti kelas kepribadian ini adalah wadah bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, untuk lebih memahami potensi diri mereka dan bagaimana merawatnya,” ujar Ny. Dewi.
“Kita bisa bersama-sama belajar bagaimana berdandan lebih baik, karena ini bukan hanya tentang penampilan, tapi juga tentang menghargai diri sendiri. Kelas make-up ini luar biasa,” tambahnya.
WWF Indonesia sendiri memandang kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam program pemberdayaan masyarakat lokal di wilayah kerja mereka di Papua. Konservasi, bagi WWF, tidak hanya tentang menjaga hutan dan spesies, tetapi juga tentang masyarakat yang hidup di dalamnya, terutama perempuan.
“Selama ini, kami telah bekerja sama dengan UMKM binaan kami untuk mengolah produk non-kayu. Namun, melalui kelas kepribadian ini, kami ingin menumbuh sadarkan kesadaran bahwa perempuan memiliki peran penting tidak hanya sebagai pengolah hasil alam, tetapi juga sebagai agen yang menjaga alam dan bumi,” ujar perwakilan WWF Jeni Karay.
Menurut Jeni Karay peningkatan skill seperti ini sebagai bagian integral dari upaya konservasi, karena perempuan yang berdaya akan memiliki kesadaran dan kapasitas lebih besar untuk menjaga lingkungan mereka. (AiWr)




