JAYAPURA, FP.COM – Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Robby Kayame, Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Muhammad Musa’ad mengunjungi RSUD Jayapura, siang tadi.
Kepada awak media, Musa’ad membeberkan, kunjungan ini untuk melihat secara langsung kondisi dan penananganan rumah sakit milik pemerintah tersebut pasca insiden “tolak pasien” beberapa waktu lalu.
Selain itu, lanjut Musa’ad, Pemprov juga ingin mendengar penjelasan dari manajemen rumah sakit, situasi dan duduk persoalan saat kejadian almarhum Hanafi Rettob dibawa ke unit gawat darurat (UGD) RSUD Jayapura yang kemudian diberitakan ditolak.
“Hari ini kami sudah mendapatkan penjelasan, bahwa, memang pada saat kejadian teman-teman di RSUD Jayapura mulai dari direktur sampai dokter yang menangani sebenarnya tidak melakukan penolakan,” terangnya.
Musa’ad menceritakan kronologis yang didengarnya. “RSUD Jayapura masih melakukan perawatan atau pemeriksaan terhadap korban, hanya saja, pada saat itu RSUD Jayapura penuh sehingga terpaksa dilakukan perawatan atau pelayanan kedaruratan di RSUD Jayapura di lantai. Namun, keluarga pasien menolak, sehingga RSUD Jayapura melakukan komunikasi dengan pihak keluarga, lalu kemudian dibawa ke RS Marthen Indey,” beber Musa’ad.
Ia juga mengaku, kondisi pelayanan saat ini di RSUD Jayapura berjalan seperti biasa. Hanya pasien terlalu banyak, bukan hanya pasien Covid-19 tetapi juga pasien dengan penyakit lain.
“Memang hari ini kita temukan banyak pasien, bukan hanya pasien Covid-19 saja tetapi banyak pasien yang lain. RSUD Jayapura menangani pasien Covid-19 sekitar 30 persen, sisanya non-Covid-19,” tandasnya. FPKontr3