Kunker Bupati Keerom ke Skanto: Serahkan Bantuan, Serap Aspirasi

Bupati Keerom Piter Gusbager saat menyerahkan Asintan di Arso XIII pada kunker Sabtu kemarin (5/8)

ARSO, FP.COM – Rangkaian kunjungan kerja Bupati Keerom Piter Gusbager terus berlanjut. Terakhir, Sabtu (5/8/23), ia mendatangi beberapa kampung di Distrik Skanto, Sabtu (5/8/23). Kampung tersebut adalah Wulukubun, Skanto, Naramben, Wiantre, Jaifuri, Arsopura, dan Seven 42.
Secara khusus, Gusbager menemui para kelompok tani yang sudah menantinya di ladang. Kepada mereka, ia menyerahkan alat dan mesin pertanian (alsintan) sebanyak 72 unit yang terdiri atas cultivator 61 unit, hand traktor (11 unit). Rencananya, untuk kegiatan serupa, di Skanto, masih ada dua kampung yakni Intai Meliyan dan Tremeliyan yang akan dikunjungi pada Senin, 7 Agustus 2023.

Dalam penjelasannya kepada awak media, Bupati Gusbager mengatakan, sektor pertanian berperan penting dalam membangun perekonomian nasional termasuk perekonomian daerah, karena sektor ini merupakan penyedia bahan pangan, instrumen pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan masyarakat.

Read More
iklan

“Kalau mau membereskan masalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, bereskan pertaniannya. Saya yakin sekali, kalau pertanian dibereskan, petaninya pasti sejahtera. Untuk itu, kita semua harus berkomitmen. Keerom ini namanya akan membanggakan kalau kita mau membereskan pertanian.”

Kedatangan presiden dua kali ke Keerom, menurut bupati, merupakan bukti sahih bila isu pertanian sangat menarik. “Tidak ada isu lain yang membuat presidan tertarik ke sini, kecuali pertanian. Dan ini yang digarisbawahi oleh kita semua bahwa pertanian yang mengangkat harkat, martabat, jati diri orang Keerom,” jelasnya.

Nah, untuk hal tersebut, Gusbager menyebut mekanisasi sebagai kunci. Mekanisasi akan memastikan pengolahan lahan, panen, dan pasca panen dapat berjalan efektif dan efisien. Termasuk kebutuhan ongkos (cost production) lebih rendah dibandingkan secara tradisional atau manual, baik untuk olah lahan maupun untuk panen.

“Pertanian sebuah sistem. Sistem ini hulu sampai hilir,” sebutnya.

Tetapi, mekanisasi saja tidak cukup, namun perlu didukung penyuluh terampil. “Penyuluh harus selalu ada di lahan untuk mendampingi dan membantu menyelesaikan masalah-masalah pertanian. Kepada dinas pertanian saya sudah perintahkan benahi penyuluh, tata persoalan yang ada dalam internal penyuluh supaya selalu ada bersama dengan petani,” ujar Gusbager.

Dari hasil diskusi dengan petani, bupati juga menerima sejumlah aspirasi berupa permintaan bibit, ketersediaan pupuk, dan dukungan jalan usaha tani.

Ia pun sigap merespons ketiga hal itu. Untuk permintaan bibit rencananya, Senin akan disalurkan beberapa bibit buah-buahan bagi para petani seperti semangka, melon, durian, tomat, dan berbagai jenis bibit sayuran lainnya.

Sementara, masalah kelangkaan pupuk disebut Gusbager merupakan isu nasional. Namun, dia tetap akan berupaya mendorong kolaborasi inovasi pupuk organik yang dihasilkan dari petani sendiri sembari pemerintah mengusahakan pupuk nonsubsidi untuk pemenuhan kebutuhan petani di Keerom.

Permintaan ketiga, yakni jalan usaha tani, Bupati Gusbager langsung memerintahkan dinas terkait untuk membangun jalan usaha tani agar memudahkan akses para petani dari lahan menuju ke pasar. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *