Lewat Vice President Environmental, PTFI Respons Permintaan Tambahan Bibit Bambu untuk Cycloop

Penanaman Bambu dukungan PT Freeport Indonesia kepada Pemerintah Provinsi Papua

JAYAPURA, FP.COM – Mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu, menghimbau masyarakat sekitar kawasan penyanggah Cycloop agar menjaga bambu yang ditanam sepanjang 78 kilometer oleh Pemerintah Provinsi Papua. Hal tersebut dikemukakan Bas Suebu saat menghadiri kegiatan penanaman di Buper Waena, Kota Jayapura, Kamis (16/11). Ia berharap, program ini dapat meminimalisir perambahan hutan di wilayah cagar alam tersebut.

“Kalau ada yang rusak, ambil bibit baru dan tanam lagi. Dari pasir 6 sampai Maribu, bambu sudah tumbuh, lebarnya 10 meter, panjangnya 78 km. Lima sampai tahun ke depan, bambu sudah lebat. Dan itulah batas untuk orang tidak boleh naik lagi,” ungkap Kaka Bas, sapaannya.

Read More
iklan

Kepada pemilik hak ulayat, Bas Suebu meminta agar tidak menjual lahan. “Jangan dijual. Kalau ada pembangunan harus direncanakan dengan baik,” katanya lagi.

Secara khusus, sebagai tokoh masyarakat, Barnabas Suebu menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) yang telah berkontribusi besar untuk program ini dengan sumbangsih 10 ribu bibit bambu.

Dengan nada diplomatis, Barnabas merayu perusahaan tambang raksasa itu untuk menambah jumlah bantuannya.

“Karena Freeport perusahaan besar, jadi saya bilang Freeport have do more. Bisa buat lebih dan lebih lagi,” pintanya mantan duta besar Indonesia untuk Meksiko ini.

Tanpa disangka, permintaan itu langsung direspons oleh Gesang Setyadi, Vice President Environmental PT FI yang juga hadir di tempat itu.

“Sebelumnya, kami berkomitmen memberikan 10 ribu bibit bambu. Tapi tadi, karena menanggapi tantangan dari Pak Bas dan juga melihat antusiasme masyarakat serta pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, kami siap sedia jika diperlukan tambahan 10 ribu bibit bambu,” kata Gesang.

“Jadi, kami akan memberikan total 20 ribu bibit bambu,” sambungnya.

Gesang menjelaskan, sesuai tujuan dari penanaman bambu ini, Freeport Indonesia mempunyai komitmen untuk mendukung penyelamatan cagar alam pegunungan Cycloop dari kerusakan yang mengakibatkan degradasi dan deforestasi, mendukung tata batasnya, juga program lain untuk mencegah terjadinya longsor dan banjir yang mengancam penduduk Kota dan Kabupaten Jayapura.

Di momen itu pula, Gesang Setyadi berpanjang lebar soal program Freeport Indonesia di bidang lingkungan. Ia mengakui, ini kali pertama pihaknya melakukan penanaman di luar kawasan Freeport, termasuk program rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota dan Kabupaten Jayapura sejak 2021 lalu. Namun, sebelum ini, perhatian Freeport terhadap kelestarian lingkungan telah ditunjukkan dengan melakukan revitalisasi di kawasan tambang Gressberg pada ketinggian 4.200 mdpl seluas 490 hektar.

“Kami juga sudah melakukan penanaman di area tailing seluas 1.160 hektar, kemudian penanaman mangrove lebih dari 800 hektar, mulai tahun ini menanam mengrove 500 hektar per tahun. Kami juga melakukan rehabilitasi di hutan Kuala Kencana seluas 960 hektar dan di hutan Tembagapura seluas 12 hektar,” beber Gesang.

Selanjutnya, kegiatan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai menjadi kewajiban PT Freeport Indonesia setelah mendapatkan surat keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 590 tahun 2018 tentang pinjam pakai hutan untuk kegiatan penambangan.

“Jadi, kami mempunyai kawasan di daerah Mimika yang kami gunakan untuk kegiatan operasi, oleh karena itu kami punya kewajiban untuk menanam seluas area yang kami gunakan. Berdasarkan izin tersebut, PTFI diwajibkan membayar PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) untuk penggunaan kawasan hutan dan melakukan penanaman sebagai bagian dari rehabilitasi DAS dengan total luas yang direhabilitasi 4.232 hektar,” jelasnya.

Hingga saat ini, program rehabilitasi DAS sudah berjalan di sejumlah tempat dengan luas penanaman kurang lebih 1.300 hektar, atau sekitar 30 persen.

“Rencananya, tahun ini kami akan menanam total 1.900 hektar, kemudian sisanya di dua tahun ke depan.”

Dari segi waktu dan kuantitas, Freeport nampaknya berambisi memenuhi target yang telah ditetapkan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Di balik itu, terselip harapan besar untuk memulihkan dan mempertahankan kawasan hutan, serta meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, baik melalui penyerapan tenaga kerja maupun dalam jangka panjang di mana hampir 40 persen pohon yang ditanam merupakan tanaman buah. (*)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *