JAYAPURA, FP.COM – One man one club. 13 tahun sudah ia setia membela panji Persipura Jayapura. Selama itu pula, ia ikut mengantarkan timnya merebut dua gelar juara Liga Indonesia.
Awalnya, ia yang seorang penyerang kemudian ditransformasikan menjadi seorang bek sayap kanan. Siapa sangka, di posisi ini, justru ia lebih nyaman dalam tim. Visinya dalam bertahan maupun menyokong serangan tak perlu diragukan. Umpan-umpannya sungguh terukur melayani para penyerang Mutiara Hitam.
Atas performanya yang konsisten, pemain kelahiran 19 Juni 1983 ini dua kali dipanggil ke Tim Nasional Indonesia.
Di luar itu, ia adalah sosok yang tenang dan sportif dalam lapangan. Sejauh ini, ia baru mengantongi satu kartu merah, itu pun dari akumulasi dua kartu kuning, musim 2018 lalu.
Seiring waktu, usianya kian senja sebagai seorang pemain. Musim ini adalah yang terakhir baginya berkarir bersama klub kebanggaannya. Apa rencananya nanti? Simak penuturan pemain yang disapa Kaka Tipa ini kepada Raymond Latumahina dari Fokus Papua.
Sebelum memperkuat Persipura, Kaka Tipa pernah bermain di klub apa?
Proses yang sangat panjang dan melelahkan. Sebelumnya, saya pernah bermain di Persipura U-23 dan Persitoli Tolikara sampai akhirnya berhasil masuk ke tim utama Persipura.
Bagaimana kesan waktu pertama kali ditempatkan pada posisi bek sayap kanan?
Jujur, menjadi pemain bertahan memang bukan pilihan saya. Namun, waktu itu, tim sedang membutuhkan pemain bek sayap kanan, kebetulan saya langsung dicoba dan ternyata cocok sesuai kemauan pelatih sampai dipertahankan hingga sekarang.
Apa motivasi Kaka untuk bermain hanya di satu klub saja?
Saya ingin selalu membawa teman-teman di Persipura untuk selalu jadi yang terbaik di Indonesia. Selain itu, sebagai anak asli Papua, sebuah kewajiban untuk meneruskan apa yang telah diperjuangkan para senior sepak bola di Persipura maupun Tanah Papua.
Kaka punya catatan menarik di Liga Indonesia, menit bermain paling banyak dan dikenal fair play. Apa kiatnya?
Selama ini saya selalu berusaha menampilkan permainan terbaik. Kalau soal rekor, itu adalah hasil dari kerja keras selama ini. Tidak ada strategi khusus, saya menjalankan apa yang diperintahkan oleh pelatih dan tetap jaga emosi selama pertandingan. Namun, selalu saja ada pemain-pemain lawan yang mencoba memprovokasi.
Kaka Tipa berencana pensiun akhir musim ini. Apa rencana selanjutnya?
Pastinya saya tetap berkecimpung di dunia sepak bola. Mungkin sebagai pelatih, karena itulah tujuan saya. Tapi lihat ke depannya nanti seperti apa.*