JAYAPURA, FP.COM – Dalam upaya akselerasi penurunan stunting di Indonesia, program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) diluncurkan kemarin (5/12), serentak di 32 provinsi, termasuk Papua. Peluncuran yang dilakukan secara daring dan luring ini menandai dimulainya babak baru dalam perjuangan melawan stunting di seluruh tanah air, termasuk di Papua.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji, dalam sambutannya mengatakan, program Genting melibatkan partisipasi aktif masyarakat, baik individu, kelompok, maupun perusahaan, untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting.
“Dengan menjadi orang tua asuh, masyarakat dapat memberikan dukungan berupa bantuan nutrisi, akses air bersih, sanitasi, dan edukasi kepada keluarga yang membutuhkan,” ujar Wihaji.
Di Papua peluncuran serupa juga digelar secara daring bersama Pj Gubernur Papua dan Forkopimda yang berlangsung di halaman kantor BKKBN Provinsi Papua.
Kepala perwakilan BKKBN Papua, Sarles Brabar, dalam laporannya mengungkapkan bahwa masalah stunting di Papua sangat serius. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Papua mencapai 28,6 persen, salah satu angka tertinggi di Indonesia. Artinya, hampir satu dari empat anak di Papua mengalami gangguan pertumbuhan dan kekurangan gizi kronis.
“Jumlah keluarga risiko stunting di Papua juga cukup tinggi, mencapai 48.218 keluarga. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dan upaya bersama untuk mencegah terjadinya stunting pada anak-anak kita,” tambah Sarles.
Dengan diluncurkannya program Genting di Papua, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya penurunan angka stunting.
BKKBN Papua akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga terkait, dan masyarakat untuk memastikan program Genting berjalan efektif dan mencapai target yang telah ditetapkan. (AiWr)