JAYAPURA, FP.COM – Dalam menyambut bonus demografi 2045, PT Freeport Indonesia bersama komunitas Krealogi menginisiasi sebuah program pemberdayaan pemuda Papua. Melalui workshop “Kokarya Studentpreuner”, 30 mahasiswa Universitas Cenderawasih dilatih untuk menjadi wirausaha muda yang inovatif dan mandiri.
Kegiatan tersebut dihelat selama dua hari, 17-18 November, di gedung kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uncen.
Hanna Keraf, Direktur Komunitas dan Kemitraan Krealogi, menekankan pentingnya mendorong mahasiswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan. “Kami ingin menanamkan semangat bahwa lulusan perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada pekerjaan kantoran” ujarnya. Dengan demikian, kegiatan workshop ini diharapkan dapat memperkaya pilihan karier bagi mahasiswa Papua.
Materi yang disampaikan mencakup berbagai topik, mulai dari pengembangan produk, pemasaran digital, hingga pengelolaan keuangan.
Melihat potensi besar generasi muda Papua dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, PT Freeport Indonesia meluncurkan program pemberdayaan kewirausahaan. “Kami percaya bahwa pemuda Papua memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi penggerak ekonomi daerah,” ungkap Kerry Yarangga, Technical Expert Communication and General Affairs PT Freeport Indonesia. Program ini dirancang untuk membekali mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai dan mengembangkan usaha sendiri.
Salah satu peserta, Aylin Oyaitouw, pemilik usaha olahan pisang Anapi, mengaku sangat terbantu dengan workshop ini. “Ilmu yang saya dapatkan di sini sangat bermanfaat untuk mengembangkan bisnis saya. Saya jadi lebih percaya diri untuk memperluas pasar dan menciptakan produk-produk baru,” ujarnya.
Senada dengan Aylin, Nopeau Beanal, mahasiswa Fakultas Fisip, mengaku mendapatkan inspirasi baru untuk memulai bisnis. “Workshop ini membuka mata saya tentang peluang bisnis yang ada di sekitar kita. Saya termotivasi untuk menciptakan lapangan kerja sendiri dan berkontribusi bagi masyarakat,” ungkapnya.
Fokus Papua juga menemui Adi Gesang Prayoga, mahasiswa jurusan Akuntansi FEB Uncen yang memiliki usaha Angkringan di Koya. Menurut Gesang, materi dari para narasumber menjadi semangat inovasi untuk ekspansi bisnisnya.
“Setelah mendapat materi ini saya berpikir bagaimana saya bisa memperluas usaha saya dengan membuka cabang,” ujarnya.
Selain angkringan, berbekal modal dari kampusnya, Gesang juga punya produk olahan pisang. Setelah terpapar materi workshop, ia berniat memasarkan produknya itu ke pusat ole-ole untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
“Saya otodidak berbisnis dan dengan modal materi hari ini saya sangat berterima kasih sekali karena ini menjadi modal saya untuk terus berkembang ke depannya.”
Tecnical Expert Communication and General Affairs PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga, kepada awak media mengatakan, peningkatan sumber daya manusia kelompok usia muda di bidang bisnis menjadi hal utama. Hal tersebut berangkat dari sebuah gagasan bahwa sumber daya alam hanyalah modal. Dengan begitu, seharusnya modal yang ada dapat membangun manusianya.
Dalam rangka itu, PT Freeport Indonesia menurut Kerry berkomitmen membangun kekuatan sumber daya manusia yang akan menjadi kunci untuk menopang sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi tolak ukur menjelang masa panen bonus demografi, masa di mana populasi penduduk didominasi usia produktif.
“Jadi kalau kita mau meningkatkan IPM Papua lebih maju, salah satunya yaitu menggerakkan kelompok usia muda untuk masuk di dunia ekonomi. Supaya, dengan begitu, sebuah keberlanjutan dari sisi pendapatan per kapita itu akan memastikan orang hidup lebih layak. Expenditure yang keluar dari seseorang, kalau punya pendapatan, dia akan belanja pendidikan, kesehatan, makanan, minum dan sebagainya. Nah, inilah keberlanjutan dari sebuah kemajuan manusia,” ulas Kerry.
Kerry menambahkan,workshop ini juga guna menumbuhkan iklim bisnis UMKM, kelompok muda untuk dapat dipercaya (how to be trust).
“Bagaimana cash flownya dan itu semua perjalanan panjang. Kita membangun sebuah cara berpikir dan mentalitas. Kita mau, ke depan, dengan kolaborasi bersama krealogi, ada produk Papua yang bisa dikenal sampai keluar. Benang merahnya adalah keberlanjutan, bagaimana mengajak anak muda Papua melihat peluang,” pungkas Kerry. (AiWr)