JAYAPURA, FP.COM – Nampaknya, beban rumah sakit di Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom akan lumayan berkurang ke depan. Itu setelah diresmikannya sebuah rumah sakit milik Kota Jayapura bernama Ramela pada 12 November 2020 lalu, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional.
Layanan kesehatan baru ini terletak di jalan Poros Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, kira-kira 25 menit perjalanan dengan kendaraan bermotor dari pusat kota. Ramela sendiri diadopsi dari nama marga suku pemilik hak ulayat di mana rumah sakit ini berdiri.
“Untuk menghormati pemilik hak ulayat, tapi juga punya filosofi sebagai pohon pelindung,” ungkap Dokter Nikodemus Barends, direktur pertama rumah sakit ini saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/12/2020).
RS Ramela sudah mulai beroperasi sejak 1 Desember lalu. Menurut Niko Barends, saat ini rumah sakitnya memiliki memiliki 91 tenaga kesehatan, terdiri dari 8 orang dokter umum, 4 dokter spesialis (paru, bedah, anak, dan gigi), sisanya perawat.
Ia mengakui, masih banyak kekurangan sana sini yang harus dilengkapi “Kalau kita tunggu nanti, kapan (jalan)?, jalan saja nanti dilengkapi,” ujar Barends mengutip pesan Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano.
Dalam waktu dekat, setidaknya tahun depan, rumah sakit ini akan dilengkapi dengan standard bed sebanyak 50 buah. Ini akan melengkapi 15 bed yang sudah ada.
“Unit Instalasi Gawat Darurat sudah berfungsi, begitupun dengan rawat inap dan rawat jalan.” Katanya.
“Kecuali pasien Covid, kita rujuk,” sambungnya.
Tapi itu hanya sementara. Jika tempat tidur baru datang, pihaknya bermaksud memungsikan gedung di samping kantor administrasi sebagai ruangan khusus pasien Covid.
Pasokan listrik ke rumah sakit sudah memadai, hanya saja, sekarang ini, untuk air masih mengandalkan sumur bor. Belum ada aliran pipa air minum dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
Demikian pula dengan jaminan kesehatan seperti BPJS (Badan Penyelenggara jaminan Sosial), dan KPS (Kartu Papua Sehat) belum dilayani. Namun, kebijakannya, dalam dua sampai tiga minggu pertama, pasien belum dipungut biaya.
Sehubungan dengan itu, target tahun depan, rumah sakitnya harus memenuhi akreditasi BPJS. “Kalau tidak akreditasi, tidak bisa kerja sama dengan BPJS,” tandasnya.
Walaupun masih bertipe D, namun rencana pengembangan rumah sakit Ramela ke depan sangatlah fantastis. Walikota Jayapura menginginkan Ramela dibangun lima lantai pada tahun 2022.
“Saya semangat karena Pak Walikota juga bersemangat, bahkan beliau selalu datang memantau, sudah lima kali setidaknya,” tandas Barends yang sudah masuk masa pensiun (Ia dikontrak untuk jabatan direktur). (*)